Jan 28, 2005

Diam adalah bahasaku...

Do you know honey,

Aku nggak bisa melampiaskan kemarahan ke orang dengan meledakkan emosi? Aku nggak bisa mengucapkan kata-kata makian thd orang yang berbuat kesalahan thdku.. Aku nggak bisa mengungkapkan kemarahan atau kekecewaanku thd orang lain dengan bahasa yang keras dan pedas.. Aku cuma bisa menelan semua kekecewaan dan kemarahan itu dengan diam.
Diam...
Dan diam.

Diam adalah bahasaku ketika aku tidak suka thd sesuatu. Diam adalah caci-maki yang kulontarkan ketika amarahku memuncak. Diam adalah sumpah serapahku ketika aku emosi. Diam...
Dan diam.

Dan aku ledakkan semua kemarahanku di jalan. Aku berlari. Aku berlari sekencang-kencangnya agar bisa meninggalkan semua yang kubenci jauh dibelakang. Sekarang aku tahu mengapa setiap anak kecil yang marah akan pergi dan berlari meninggalkan sesuatu yang membuatnya marah, atau penyebab kemarahannya. Aku baru paham mengapa Forest Gump berlari... lari... lari... dan berlari begitu lama, untuk melupakan semua yang tak dia sukai. Segala yang dia benci.

Mungkin karena itu aku senang melarikan motorku sekencang-kencangnya. Karena dengan cara itu aku bisa membakar semua kemarahan dan kekecewaanku. Melupakan semuanya.

Kadang aku berharap aku adalah aku.
Aku yang berdiri sendiri
Tak bergantung pada orang lain
Dan tak ada orang lain bergantung padaku

Kadang aku berharap hidup adalah sebuah titik, dimana hanya ada satu titik di tempat mana aku berada saat ini. Di dimensi mana saat ini aku jalani. Tak ada lompatan kehidupan lain di dimensi lain. Tak ada titik lain sebagai konsekuensi kuhabiskan waktuku pada titik saat ini. Tak ada kehidupan lain. Kecuali titik saat ini, dan sirna ketika waktu menghapuskannya.

Andai itu yang terjadi, mungkin aku bisa menjalankan takdirku sendiri. Mungkin aku akan berpacu sekencang yang aku kehendaki. Sampai batas kemampuanku. Melintasi kecepatan dan waktu, lalu menghantam dimensi yang beku. Beku dalam waktu yang berhenti. Lalu aku lebur tanpa kenangan. Sirna tanpa kepedihan. Pergi tanpa ada yang ditinggalkan.

Tapi aku bukan 'aku' seperti keinginanku, karena aku adalah aku saat ini...

Tak ada kesendirian yang murni, kecuali diam yang abadi...

No comments: