Today's on It's Me...
Dear Blogger...
Bicara soal 'getting married' memang selalu saja menarik, terlebih kalo berbicara dengan seseorang yang sedang menghadapi pernikahan. Tapi, keliatannya sore ini gw emang harus posting something about 'getting married'.. Hm, not bcos gw pakar or some one who has such a oh-so-wonderful marriage life.. Nggak gitu2 banget. Cuma entah kenapa, kok bisa2nya sore ini gw chatting sama bbrp netters yg obrolanya mengarah ke soal 'getting married'.. 1 diantaranya gw baca postingan temen.. which is.. this one Tata. Gw tahu postingan ini pas lagi chatting sama Dahlia..
And so gw lanjut chatting sama 3 org yang lain pulak secara bersamaan dan tiga2nya.. lucunya memiliki kesamaan.. which is being worried to get married soon. Tentunya dengan alasan yg berbeda-beda. But, d bottom line is.. umumnya keraguan tentang calon pasangan dan keraguan tentang gimana nanti kalo mrk married..
Well, I'm not in position to judge any of them.. but as long as I concern, kelihatanya mereka memiliki syndrome yang sama. Takut melihat sesuatu yang ada dibalik pintu or jendela yang membatasi dunia mrk saat ini dengan dunia pernikahan yang kelak akan mereka masuki (ala maakkk, bhs gw. well, kali ini serius dikit, deh! hehehe).. So, mrk takut melihat sesuatu yg mungkin ada dibalik pintu yg saat ini belum pernah mereka buka, atau takut mendapati sesuatu yang (mungkin selama ini udah terlanjur tertanam dalam benak mereka bahwa itu memang menakutkan) ada dalam ruangan yg notabene sama sekali belum mereka masuki.
Gw jadi teringat salah satu email yg pernah gw kirim ke Tata.. (sorry, lho, Ta, gw post lagi disini.. hak cipta ada pada gw 'kan? kekekekek).. So, tadi gw sempet ngomong sama Dahlia n dia bilang basi.. hehehe. Tapi, gak ada salahnya 'kan kalo gw post lagi disini..
Ini sekedar pandangan gw about the marriage life..
“Setiap org pasti punya view n opini yg beda2 soal pernikahan.. Menurut aku sendiri, aku melihat pernikahan itu analoginya sama dengan melukis bersama. Awal mula aku memutuskan nikah adalah karena aku melihat pernikahan itu adalah sebuah lukisan yang didalamnya penuh dengan goresan dan warna yang sangat menggugah hasrat untuk aku menyelami dan menikmati goresan dan warna tersebut.
Seiring waktu yang terus berjalan, lama2 aku dan pasangan semakin memahami bahwa pernikahan itu bukan semata2 lukisan yang didalamnya penuh dengan goresan dan warnya yang menggugah hasrat semata. Bahwa ada begitu banyak warna yang didalamnya mengandung makna yang beragam.. ada warna kesetiaan, warna tanggung jawab, warna cita2 yg ingin dibangun dan lain-lain.. dan masing-masing dari kita memiliki hak dan kebebasan untuk kita menuang dan menggoreskan apa yang kita suka agar lukisan itu menjadi sesuatu yang membuat kita nyaman.
Tapi karena pernikahan hakekatnya adalah penyatuan dua individu yang masing2 memiliki keinginan yang beragam, maka hak dan kebebasan kita harus toleransi dengan keinginan pasangan dalam menuangkan warna dan goresan yang lain, sesuai dengan keinginannya. Maka yang terbaik adalah komitmen dan keinginan yang sama untuk menyatukan warna dan goresan yang kiranya bisa menyatu, berpadu dan berbaur agar warna2 dan goresan2 yang tertuang dalam lukisan tersebut menjadi indah dipandang dan dinikmati oleh kedua belah pihak.
Maka aku memandang pernikahan itu adalah tentang melukis bersama, untuk dinikmati bersama dan ketika satu lukisan selesai, merupakan keinginan bersama dimana kita akan meletakkan lukisan tersebut. Baik buruknya lukisan, tentunya tergantung dari kita yang menuangkan warna dan goresan itu toh? Dari pada menggantungkan nasib ‘lukisan’ tersebut kepada tukang lukis atau tukang tatoo, akan lebih make sense kalo hasil akhir ‘lukisan’ itu tergantung pada kita yang melukisnya..
Seiring waktu yang terus berjalan, lama2 aku dan pasangan semakin memahami bahwa pernikahan itu bukan semata2 lukisan yang didalamnya penuh dengan goresan dan warnya yang menggugah hasrat semata. Bahwa ada begitu banyak warna yang didalamnya mengandung makna yang beragam.. ada warna kesetiaan, warna tanggung jawab, warna cita2 yg ingin dibangun dan lain-lain.. dan masing-masing dari kita memiliki hak dan kebebasan untuk kita menuang dan menggoreskan apa yang kita suka agar lukisan itu menjadi sesuatu yang membuat kita nyaman.
Tapi karena pernikahan hakekatnya adalah penyatuan dua individu yang masing2 memiliki keinginan yang beragam, maka hak dan kebebasan kita harus toleransi dengan keinginan pasangan dalam menuangkan warna dan goresan yang lain, sesuai dengan keinginannya. Maka yang terbaik adalah komitmen dan keinginan yang sama untuk menyatukan warna dan goresan yang kiranya bisa menyatu, berpadu dan berbaur agar warna2 dan goresan2 yang tertuang dalam lukisan tersebut menjadi indah dipandang dan dinikmati oleh kedua belah pihak.
Maka aku memandang pernikahan itu adalah tentang melukis bersama, untuk dinikmati bersama dan ketika satu lukisan selesai, merupakan keinginan bersama dimana kita akan meletakkan lukisan tersebut. Baik buruknya lukisan, tentunya tergantung dari kita yang menuangkan warna dan goresan itu toh? Dari pada menggantungkan nasib ‘lukisan’ tersebut kepada tukang lukis atau tukang tatoo, akan lebih make sense kalo hasil akhir ‘lukisan’ itu tergantung pada kita yang melukisnya..
Gitu deh!
Tapi gw ada satu analogi lain yg ga ada salahnya gw share disini.. Pernah melihat tempat yg gelap dari tempat lo berada yg kebetulan terang benderang? Pasti pernah.. Pasti ada dalam benak kita sesuatu yg entah apa tapi serem tiap kali melihat tempat gelap, katakanlah misalnya.. kebun, di malam hari, sementara kita sedang berada di beranda rumah. Semakin kita berusaha melihat kedalam kegelapan tersebut, maka makin kita merasa bahwa itu memang menyeramkan. Tapi coba hampiri, dekati atau masuki wilayah gelap itu.. Apa yg kita lihat? Dari pengalaman gw --kebetulan di belakang rumah masih ada sebidang tanah yg cukup serem kalo malem dilihat dari rumah gw-- ternyata ketika gw berada di tempat yg semula gw anggap serem itu.. nggak ada satu pun yg menyeramkan. Ketika mata kita beradaptasi dengan kegelapan, maka segala yang semula gak kelihatan, semuanya menjadi jelas terlihat meski cuma dibantu bias cahaya lampu dari kejauhan.
Begitu juga married.. Sebelumnya gw juga merasakan ketakutan itu dan menganggap begitu banyak hal 'mengerikan' bakal menanti gw ketika udah married nantinya. Tapi ternyata, semuanya menjadi lain ketika itu gw jalanin sendiri.
So, apa pun ketakutan yg ada yg bisa jadi penghambat loe ngambil keputusan buat married, let me tell you.. its nonsense! Itu semua cuma gambaran ketakutan yang kita bangun sendiri karena ketidak-tahuan kita akan apa yang akan kita hadapi sesugguhnya. Marriage is not a battle field inwhich an enemy is waiting to kill us. No! Its all depend on us, whether we choose to be a happy one or in reverse!
8 comments:
merid? sapa takut?! :p
definitely you're not the one who's being affraid of dat.. hahaha. nice story
just passing by... salam kenal yach. keep posting!
getting merried?? cita2 dari jamannya masih dalam kandungan nyokap kaleee...hehe btw salam kenal ya :)
SETUJU..........tapi sodare sodare yg baca postingan ramz.
Gw ngak bilang basi kok cuman dah 'CENDAWAN" doang
hehehehehe makanan kaleee
Hidup, MERIT aka JODOH, REZEKI
harus kita hadapi, tapi jangan ditantangin, HADAPI secara proposional.
Klo kita takut, walaaaa MATI aja loh !!!
kekekekekekekekek
@ Dahlia:
Nah, kalo ada org nantangin kamu naik ring.. alias merit, gimane? Jangan dihadapi dong.. tapi dijawab YAYAYAYAAAA... Hahaha
@ Chantee:
Hm, apa iya.. ada bayi yang udah mikirin masalah 'kapan ya gw merit' begitu mbrojol dari perut mamanya.. Lah, ee aja masih belepotan! Hahahaha..
Salam kenal, Chantee..
@ Paulin:
Salam kenal juga.. Nice blog you've got there. Aku udah liat. Sukses dgn bisnis MLM-nya yah!? :) Hebat, euy! Jadi kepengen coba lagi. Soalnya dulu udah pernah coba selangkah dua langkah.. Tapi berhenti krn males..
nikah sih saya tidak takut but giliran mo punya anak kali yah,agak sdikit takut :P
Miss D:
Tenang.. itu juga kekhawatiran or ketakutan yang wajar. Nanti juga hilang dgn sendirinya. Coba aja nanti kalo udah ngerasain ngegendong seorang bayi mungil yg matanya, or bibirnya, hidungnya.. yang mirip2 dengan kita atau pasangan..
:)
Post a Comment