*Demi Sekularisme Silakan Jokowi Jadi Pembina LGBT*
Faizal Assegaf (ketua Progres 98)
Indonesia tengah memasuki petaka sekularisme dan liberalisme yang sangat mengkhawatirkan. Problem yang dihadapi rakyat terus menumpuk.
Situasi yang dihadapi bukan hanya persoalan kesenjangan dan ketidakadilan sosial-ekonomi, tapi juga kecemasan atas mewabahnya perilaku LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender).
Ironinya rezim Jokowi dan elite bangsa tampaknya kian kehilangan moralitas dan tanggungungjawab. Bahkan sebaliknya terlibat dalam aneka kejahatan bernegara.
Pembiaran terhadap masalah LGBT makin mempertegas bahwa rezim Jokowi hanya mengejar target pencitraan dan mengabaikan keresahan rakyat.
LGBT merupakan proyek sekularisasi yang dipaksakan untuk menghardik nurani umat dengan target merusak tatanan budaya serta kesucian ajaran agama.
Wajar jika umat Islam gusar dan tergerak menyoroti bobroknya perilaku rezim Jokowi. Tegasnya Jokowi dituding telah membiarkan bahkan terlibat mempercepat misi sekularisasi NKRI.
Modus-modus kejahatan terhadap umat Islam dalam praktek kekuasaan yang menyimpang tersebut sangat berbahaya bagi kelangsungan bernegara.
Pembiaran terhadap masalah LGBT menunjukan bahwa ideologi Pancasila yang getol disuarakan oleh penguasa hanyalah slogan tanpa penghayatan dan tindakan konkret.
Klaim bahwa rezim Jokowi dan loyalisnya adalah pancasilais hanyalah kamuflase. Fakta menunjukan mereka justru sejatinya adalah misionaris sekularisme.
Kalau sudah demikian, silakan Jokowi tampil jadi pembina LGBT agar misi politiknya yang dicurigai berbau komunis menjadi jelas dan terang.
**
No comments:
Post a Comment