Barangkali aku harus menata kembali, mana langkah yang harus kujalani dan mana yang harus kujauhi. Menata kembali ucapan dan pikiranku, agar tak lagi menipu. Baik menipu diri sendiri, apalagi orang lain. Memilah dengan lebih hati-hati, mana yang harus kulakukan dan apa-apa yang sudah waktunya kutinggalkan.
Terlalu lama pikiranku bermain, menggoda dan menipu. Membutakan aku dari kebenaran. Menulikan aku dari kepatutat dan keharusan. Dan aku menjadi jiwa yang mati, berjalan tanpa nurani, tanpa wajah sanubari. Aku berjalan ke kanan dan ke kiri tanpa arah pasti. Melangkah ke kiri ketika seharusnya ke kanan, berlari ketika aku harus berjalan, tidur tatkala aku harus bergegas dan undur padahal kebenaran mendorongku bergerak maju.
Waktu berpacu dengan usiaku. Kegelisahan mengejarku. Aku harus lari, tak perlu ba-bi-bu lagi.. lari. Lari. Lari!! Aku harus berpacu dengan nafasku, berebut masa dengan tatapanku. Terlalu lama aku tertatih, bersimpuh ringkih merepih. Aku harus nanar, garang, nyalang, gemeretak, gigih, teriak, sontak... sejauh-jauh jarak melonjak. Seperti kuda beringas mencongklak.
Lari. Lari. Lari!!!
Sepertinya segala yang kutatap, ketika terpejam, adalah mati.
___
Juli, 2005
___
Juli, 2005
No comments:
Post a Comment