Pernah kutuliskan sebuah lagu, tentangmu, dulu. Ketika aku kerap meracau menyebut-nyebut namamu baik dalam tidur maupun ketika aku terjaga sadar penuh. Ketika aku rajin menyambangimu lewat kesunyian malam dan lamunan panjang dengan mata terbentang nyalang. Ketika bintang-bintang merupa di pikiranku sebagai binar matamu yang selalu kucuri-curi pandang sambil sembunyi-sembunyi. Ketika setiap desah yang kuhela semerta-merta berubah menjadi sebuah nama. Namamu, namamu, namamu dan namamu. Melulu namamu.
Malam demi malam kutuangkan lirik lirik yang selalu datang seiring malam meninggi. Syair tentang puja dan cinta yang bertubi-tubi. Ber puluh ber ratus lembar kutorehkan sajak seiring hari hari yang kulewatkan tanpamu. Berlalu tanpa aku mampu menghitung bila 'kan berhenti. Dan waktu membawaku makin menjauhi saat dimana aku ingin menyanyikan lagu ini bersamamu, suatu ketika nanti. Aku tak pernah mampu menyelesaikan lagu itu menjadi sesuatu yang utuh, sebuah kesatuan syair dan lirik yang terangkai jadi satu harmoni.
Dan usia yang makin menua seakan menertawaiku yang masih setia bersimpuh menyulam selembar harapan bahwa suatu saat nanti kau datang memintaku menyanyikan lagu itu, lekat di telingamu. Dan kau menatapku --dengan sinar mata yang padanya aku selalu seperti kehilangan sukma setiap kali tatapan kita bersua-- persis seperti dalam potongan gambar-gambar serupa video klip yang rapi tersimpan di relung mimpi-mimpi. Melemparkan seulas senyum yang sedikit saja kau kembangkan maka seluruh duniaku akan tertawa, mengingat mahalnya senyum dari sepasang bibir yang lekat di wajahmu yang dingin datar dan teduh.
Mungkin suatu ketika nanti aku akan sampai pada keberanian untuk menghapuskan baitbait yang sepertinya bakal usang. Menanggalkan kenangan yang sesungguhnya tak pernah kutorehkan dalam kenyataan, selain lembar demi lembar khayalan yang dengan tekun kuciptakan.
Suatu ketika aku harus berdiri dan menyadari bahwa lagu itu memang tak akan pernah usai kuciptakan secara utuh, dan tak akan ada nada-nada yang mampu kusertakan untuk menggubahnya agar jadi sebuah lagu.
Semua sebatas khayal dan asaku.