Kita makin kaya..
Makin kaya akan orang-orang miskin
yang kian panjang mengantri raskin,
yang kian panjang mengantri raskin,
tertinggal oleh kemajuan
terpuruk dalam peradaban
terpuruk dalam peradaban
terlempar ke lembah kesukaran
Kita pernah bertepuk dada dengan bangga
karena beras telah berswasembada
Tapi kini kita makin kaya rasa keprihatinan
Mereka yang harus mengantri setengah mati
demi kebutuhan hidup yang paling hakiki
Kelaparan memaksa mereka antri dan antri
Antri beras dengan label miskin...
Antri minyak tanah untuk orang miskin...
Antri dus indomie untuk masyarakat miskin...
Antri pengobatan untuk orang miskin...
Antri dana subsidi langsung (buat orang miskin)...
Antri...
Menunggu dan menunggu
Dalam kepedihan, keprihatinan,
dan akhirnya mati dalam keputus-asaan
Makin banyak pohon-pohon dan para-para
menangis menanggung beban
mereka-mereka yang menemui kematian,
karena tak lagi sanggup memikul beban hidup
dan seramnya melukis gambaran masa depan
makin banyak orang mati menggantung diri!
bapak-bapak yang kehilangan pekerjaan
ibu-ibu yang terbelit hutang
anak sekolah yang belum melunasi bayaran
hampir tak ada masa depan, buat mereka
maaf, mungkin bukan hampir..
tapi memang tak ada lagi masa depan!
Kita makin kaya akan potret kemiskinan
bayi yang mati atau tergolek di tikar kusam
perut membusung mengurat karena lapar
makan sehari tiga kali sebatas mimpi
atau minum susu basi
mereka, bayi-bayi yang semakin bantat
kurang gizi!
kurang gizi!
Otak mereka kian menciut
tubuh mereka serupa kulit nenek keriput
dari masa ke masa, mereka makin jadi generasi tanpa asa
adakah tempat buat mereka berlomba kelak?
ketika dunia makin jadi ajang pertarungan
mencari kesempatan hidup,
ketika dunia makin jadi ajang pertarungan
mencari kesempatan hidup,
mencari kerja?
dengan kepandaian apa?
Kita makin kaya akan jurang kesenjangan,
di seluruh pelosok negeri ini
di seluruh pelosok negeri ini
di negeri yang kaya raya,
gemah ripah loh jinawi
gemah ripah loh jinawi
Negeri dengan sejuta ironi!
No comments:
Post a Comment