Oct 13, 2004

Berlari Aku...

Beberapa bulan belakangan ini aku menyukai jogging. Hampir dua kali seminggu. Setelah selesai kerja, selasa dan kamis. Entahlah, sepertinya ada sesuatu memacuku untuk terus berlari dan berlari.

Aku nggak tahu sebenarnya apa yang kucari dari kegiatan ini. Apakah keinginan untuk memiliki kebugaran? atau sesungguhnya aku berlari dari sesuatu... atau seseorang! atau barangkali.. aku mengejar sesuatu!? entahlah... begitu banyak yang kupikirkan ketika aku diam.. tapi hanya satu yang kupikirkan ketika aku berlari. dia!

kadang aku paksakan diriku berlari untuk melupakannya. aku jadikan dia sebagai pemacu untuk memaksaku terus berlari. aku ingin melupakannya! aku ingin melupakannya.. aku harus melupakannya.. tapi makin besar keinginan untuk melupakannya, makin kuat kesadaran untuk melupakannya, makin deras pula ingatan-ingatan tentang wajahnya mengaliri seluruh pikiranku! dan makin kencang lariku..!!

jadi, tiap kali aku berlari, aku kian merasa dekat dengan bayangannya. aku makin merinduinya.. lalu ketika kesadaran menyergapku, aku merasakan betapa sepinya aku dalam kesendirianku... aku merindukan sesuatu. entah apa..!?. aku selalu tak bisa mengerti kemauanku.

kesadaranku menggiring pikiranku kepada my monk.
tapi kesendirianku selalu membawa pikiranku kepada dia.

lari sepertinya menjadi candu. entah tubuhku yang memintaku untuk berlari, atau kerinduanku yang datang yang mendesakku untuk berlari. apakah lari untuk menghapuskan kerinduanku tentang dia? ataukah rindu tentang dia yang menghelaku hinga aku terus datang dan datang lagi untuk berlari.

ketika berlari aku menuai kesegaran angin yang bergesekan dengan kulit berkeringatku.. menghidupkanku.. ketika berlari aku bergelut dengan sepi. ketika berlari aku menyapamu. merindukanmu. dan selalu saja berakhir dengan kesadaran yang sepi dan asing, ketika aku tak memiliki lagi sisa tenaga untuk sekedar mengayun langkahku. bahkan untuk berjalan sekalipun.

aku mengerang. dia tak ada di dekatku, tapi dia tak pernah menghilang.. entahlah..!? sampai kapan aku harus berlari kencang. Dia tak pernah bisa menghilang, sirna, terlupakan. ia selalu saja disana. memanggilku.

maka aku akan terus berlari. mencarinya. merindu.


____________
Oktober 2004,
gelora senayan. sepi. sendiri. berlari.