Jun 30, 2004

Mari Bicara Cinta

Posted by Ramz on 30-06-2004 06:43 PM:

love

Cinta itu seperti sebuah organisme, sesuatu yang hidup dan terus tumbuh. Berkembang, membesar, meninggi, menguat, tak ubahnya seperti sebuah tanaman. Dimulai dari sesuatu yang sangat kecil yang kita sebut benih, Cinta bisa berkembang menjadi tunas, pucuk, pohon kecil yang kemudian berubah menjadi pohon yang menjulang tinggi dengan dahan-dahan yang lebat dipenuhi daun-daunan. Cinta tak ubahnya menjadi seperti tempat seseorang mencari perlindungan, tempat seseorang singgah, mencari ketenangan dan kedamaian.

Dulu pernah tumbuh subur satu cinta dalam hatiku. Satu perasaan yang mulanya tak pernah kuanggap sebagai sesuatu yang istimewa. Suatu perasaan yang mulanya hanya sebagai benih  kecil tak berarti yang kulempar sembarang dan tak pernah kuanggap apa-apa. Namun  perlahan tetapi pasti benih itu tumbuh subur. Bersemi dan bertunas. Lalu tertanam dalam melahirkan akar. Lalu akarnya menguat, setiap seratnya mengcengkeram setiap sel-sel di dalam ruang hati. Tiga tahun tanaman liar itu kuabaikan dan kubiarkan tumbuh dan bersemi. Sesuatu yang belakangan kusadari adalah suatu kesalahan karena setelah itu ia terus hidup dan tak pernah mati, hingga kini.


Lalu ketika aku sadar, aku terlambat. Cinta itu telah berubah menjadi sebuah pokok pohon kayu yang begitu kuat. Kokoh. Bertahan hidup meski tak pernah kusirami. Tahun demi tahun kulalui, musim demi musim berganti. Lama kubiarkan cinta itu merana, tanpa pernah kusirami, tapi tak juga mati. Meski daun-daunnya sempat berguguran karena sinar matamu tak pernah lagi membakar jiwaku, meski ranting-rantingnya meranggas dan patah satu dua ketika rinduku tak pernah bisa menggapaimu, ketika kering kerontang pokok batangnya mengharap dirimu, masih saja cinta itu tegak berdiri. Menanti datangnya hari demi hari, dimana aku bisa mengucapkan kata-kata itu tepat di hadapanmu... 'Aku mencintaimu'.


Dan ketika hari itu tiba, kesempatan itu datang, lalu terucapkanlah semua yang selama ini terkubur, kata-kata yang selama ini menanti untuk diucapkan, bahwa aku mencintaimu... Maka, tiba-tiba saja kematian menjadi fatamorgana. Pohon cinta ini serentak menghijau dan segar semerbak, ketika seluruh putik berubah menjadi aneka bunga. Sari-sarinya kuhirup, dan membuatku kembali hidup... Aku mencintaimu. Aku mencintaimu menjadi bahasa harian yang tak pernah bosan terucapkan. Aku mencintaimu menjadi lagu yang berulang kali dinyanyikan tapi tak pernah jemu datang. Dan Aku mencintaimu menjadi percakapan dua arah yang saling bersahut-sahutan. Aku mengucapkan dan kau mendengarkan, dan sebaliknya.


Seketika setiap daun berubah menjadi rindu, yang tak pernah habis meski berkali-kali kita petik. Dan cabang-cabangnya menjadi tempat kita bercengkerama, kuat dan liat, mengayunkan tubuh-tubuh kita dalam alunan berirama. Kita terlena dalam bahagia. Kita seperti dua anak kecil yang bermain ayunan, melambungkan diri kita setinggi-tingginya lalu meluruk meluncur mengayun ke bawah untuk kemudian melambung lagi meninggi. Sementara kita begitu asyik tertawa-tawa, sambil memejamkan mata dan menengadahkan kepala. Mendongak. Menikmati setiap sensasi yang lahir dari setiap apapun yang kita lakukan, sensasi yang muncul dari apapun yang kita ucapkan.


Dan seperti katamu, setiap pertemuan kita seperti air yang menghidupi tanaman ini. Membuatnya makin subur tumbuh bersemi, segar, berseri dan asri. Seringnya pertemuan kita tak membuat kita menjadi bosan seperti kekhawatiranku selama ini, justru sebaliknya membuat kita makin dalam tenggelam berkubang rindu. Sesaat saja kau hilang dari pandanganku, sekejap itu rindu datang lagi tak henti bergemuruh bertalu. Hingga esok menjadi hari yang selalu kita tunggu-tunggu, ketika kita bertatap mata dan membiarkan hati berbicara, lagi dan lagi.


Ah, biarlah... Tak perlu aku mengusik-usik soal waktu. Karena aku mencintai kamu, dulu, kini dan waktu-waktu yang kelak mendatangiku.


(Juni 2004)

Tentangmu (2004)


Tentangmu


kepada kau:

suatu ketika dulu pernah kulukis wajahmu di benakku,
lalu kucintai, kusimpan dan kurawat
goresan-goresan yang menjadi kian lekat
titik dan garis yang memeta kuat
tak lekang oleh waktu
 
lalu aku terus mengingatmu, merindu
cinta tentang kau yang bertunas dan subur
kusemai bersama impian berjuta
kupupuk hari demi hari, terpendam di hati
 
jadi jika hari ini atau nanti kau tak ada
dimanapun kau dan aku berada
aku akan memetik rindu yang bersemi
tentangmu terukir rapi dibenakku
 
abadi...


___________
30 Juni 2004
merindu... 



Jun 15, 2004

A Long Telephone Conversation

Posted by Some one on 15-06-2004 12:32 PM:



Dear You,

Kau tahu, di hatiku selalu ada pertanyaan-pertanyaan itu? Akan kita bawa kemana semua ini? Dimana kita akan bermuara? Apa ending yang paling niscaya untuk kita? Selalu saja berkecamuk pertanyaan-pertanyaan itu di pikiranku.

Aku tahu apa yang kita lakukan ini salah. Tapi kesadaran tentang hubungan kita ini selalu saja kalah. Kalah oleh rindu yang selalu datang menderaku. Aku menyerah. Perasaanku yang menginginkanmu selalu saja mengalahkan kesadaran untuk meninggalkan semua ini.

Aku harus bagaimana? Aku tak mengerti...

Setiap kali kuputuskan untuk melepaskan semua perasaan yang masih melekati kisi-kisi perasaanku, kau kembali hadir menyadarkanku bahwa itu akan menempatkanmu dalam kepedihan. Dan yang kau aku rasakan saat ini ketika kita biarkan meluap, menggelegak, menyeruak... semuanya adalah kebahagiaan bagi kita, bagi kau.. aku, ketika kita sesaat melupakan semua sekitar kita.

Semalam kita berbicara tentang mimpi. Kau mengusikku dengan mimpi yang selama ini sebenarnya selalu kukubur dalam-dalam... Aku memilikimu, kau memiliki aku. Semalam kita bercakap-cakap bahagia dan bertukar tawa. Namun hakekatnya hati kita melenguh, merintih perih, dan menagis. Aku bisa merasakan itu ditengah derai tawa candamu yang mengalir seperti angin semilir.

Kenapa kita masih memimpikannya? sedang kita sama-sama tahu kita tak pernah berani untuk mewujudkannya. Kau memiliki kehidupanmu, dan aku memiliki kehidupanku. Ada yang salah pada kita. Dan kita sama-sama tahu. Kebenaran selalu saja mengakhiri percakapan kita dengan desah panjang dan kesepian tak berkesudahan. Tapi kenapa rindu yang datang selalu saja mengalahkan semua kebenaran?

I Love You

 

(Juni 2004)
-percakapan panjang di telepon-

Jun 11, 2004

At the wedding party


Catatan 11 juni 2004:


Sesungguhnya tiap kali kita bertemu dan harus bersandiwara, aku selalu merasa tersiksa. Aku tak bisa melihatmu di dekatku, sementara kau bersamanya. Karena itu selalu menghadirkan dan melecutkan kesadaran yang menyakitkan,,, bahwa kau bukan milikku. Bahwa hubungan yang terjalin diantara kita adalah semu. Aku memiliki duniaku, dan kau bersama dimensimu. Tak ada kita. Sungguh, kepura-puraan ini menyakitkan. Tapi kita harus menjalaninya, tanpa rasa... tanpa ekspresi apa-apa.

Ketika aku berbicara dengan dia, milikmu, aku seperti sirna. Sungguh, aku bukan orang yang pandai berpura-pura atau ber'acting'.. Aku tak bisa berteman dengan kepura-puraan. Aku tak bisa mengenyahkan perasaan betapa aku bukan siapa-siapa. Cukup bagiku untuk sekedar mengenal dia. Tak mungkin lebih dari itu. Tak akan ada pertemanan diantara aku dan dia. Ahh,
kuharap tak ada sesiapa pun yang bisa membaca apa yang tersirat di wajahku, saat itu.

Hari ini sepertinya memunculkan satu kesadaran yang semakin hari semakin utuh dalam pikiranku,, bahwa 'Kita', tak akan pernah ada!

@ the wedding party...

Jun 10, 2004

Together Forever

Posted by Some One:



A Flash Back...


You know what i was doing this morning? I was riding my bike very slowly. Its not my habit. Feels like i have nothing to rush for. Cos you're not here so, I dont have any reason to be hurry being on my desk and start to dial your number. I miss you everytime you are far away...

I started to sing my song, the one that always remind me of you... 

Together Forever... wanna hear it?

My love,
forever you will always be my only love
forever you will always be my faithful love
it's always you
you'll always be...

My love,
forever you will be my first thing, only love,
for you alone i'll give my ever lasting love
i promise you
you'll always be

You and I
will never say goodbye
will never even wonder why
you and I
will always be together
forever love


 
You know what, my heart is always crying everytime i sing this song. No one will know unless you ask me to sing it for you, right before your ear, bcos you will definitely hear my voice shaking.

I love this song. Bcos it always reminds me of you. Use to be I love this song bcos this is the way i can get my self close to you in my mind, bcos i dont have you. Now i love this song bcos it make me feel so happy realizing that i have you now. I love you.

So, just a flash back about this song before I start my day.
I miss you...


10 June 2004, 09.30am

* Collected

Jun 3, 2004

Lewat Tengah Malam

Dear You,

Semalam aku rindu kamu, rindu sekali. Begitu kuatnya perasaan kangen ini menguasai hingga aku merasa sesak. Aku nggak tahu harus gimana, how to deal with this feeling, krn saat itu kamu nggak ada, dan aku tahu kita nggak bisa saling contact krn keadaan kita.

Rasa ini aku kenali, persis spt dulu ketika aku harus menelan rindu ini sendiri, ketika kita belum jalan bersama. Jiwa laparku sekarat dan menggelepar, karena menginginkanmu.

Malam itu aku rindu menatapmu lekat-lekat seperti terakhir kita bertemu. Ya, aku ingin lagi menikmati saat-saat diam bersamamu, dan membiarkan mata kita bicara sejuta kata, tanpa bibir kita perlu berkata-kata. Menikmati getar dan debar yang membuatku hangat, dan membiarkan jiwa kita menyatu, lebur bersama waktu.

Aku rindu bermandi hangat sinar matamu, seperti daun merindu hangat sinar mentari. Aku rindu melumat wajahmu yang teduh dan melekatkannya erat dibenakku. Wajahmu jelas terpampang tiap kali mataku terpejam. Aku tak bisa melupakanmu, karena tiap detik bayangmu menjelma, begitu jelas dalam ingatanku.
 
Kehadiranmu didalam jiwaku sangat berarti buatku, begitu besarnya.

Aku merindumu tiap kali kau tak ada...



 
(3 Juni 2004)
-tengah malam-


* Collected