May 27, 2005

Elegi Negeri Ini

Elegi Negeri Ini
(episode tangis yang tak berderai)


negeri ini hanyalah puisi kepedihan, 
elegi derita yang tak berkesudahan
dan negeri sejuta ironi.

negeri ini kaya minyak, tapi begitu banyak orang antri
berjuang mendapatkan jatah minyak tanah

negeri ini miskin,
tapi setiap saat mobil mewah ngejreng 
meluncur dari showroom2 mentereng

negeri ini kaya sumber daya alam,
flora, fauna, tambang dan budi daya lautan, 
dan masih banyak lagi jika mau disebutkan

kaya... negeri ini kaya.. melimpah sumber daya!
tapi semuanya harus dibeli dengan harga menjulang!!!

korupsi menjalari dari sabang sampai merauke,
seperti darah di urat nadi. deras sekali.
kematian dan kekerasan tersebar merata,
jadi cerita rakyat di tiap pulau-pulaunya
kehilangan identitas tak lagi bermakna
budaya barat disantap mulai dari sarapan pagi
hingga menjelang tidur malam hari

yang kulihat hanya tangisan
yang kuresap hanya korupsi tak berkesudahan
yang kudengar hanya keresahan
yang kutatap adalah kekerasan
yang kuhirup hanyalah kepengapan
kelak mungkin kematianku
berkalang kemiskinan

dan hutang anak cucu dimasa depan!


Mei 2005
potret bangsa

Sebuah Catatan Harian:

Adakah yang masih bisa kita banggakan? 

Adakah berita yang bisa membuat kita bernafas panjang dan lega.. ketika setiap hari yang kita saksiksan hanyalah penderitaan, penderitaan saudara-saudara yang masih dibawah garis kemiskinan, kelaparan, antrian minyak tanah, pembangunan yang tak menyentuh aspek kehidupan manusia indonesia yang seutuhnya, kemerataan yang makin kabur dari cita-cita kemerdekaan pada pendahulu kita, tentang harga2 yang melonjak, tentang BBM yang langka dan harganya yang makin mengguratkan sesak di dada, tentang gas untuk ibu2 rumah tangga yang makin bikin pusing kepala, tentang...

Adakah berita yang tidak membuat kita menangis hari demi hari.. tentang kematian bayi-bayi lapar saking miskinnya hidup di suatu daerah, sedang bupatinya tengah sibuk bermewah-mewah, mencari cara untuk memanipulasi, berkolusi dan korupsi? 

Pejabat di semua kalangan sibuk menuju puncak impian tentang menjadi orang zuperrr kaya.. dari sabang sampai merauke.. adakah kita hendak menolak fakta?

Strata kehidupan makin terpisah oleh pandangan hedonisme, materialisme.. yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin, terpuruk, menggelosor, menggelepar, lemah lunglai.. dan MATI TERKAPAR!!!!!

Apa yang bisa dibanggakan dari negeri ini? 

Pulang dari sebuah kejuaran bulutangkis internasional dengan muka sembunyi, langkah gontai.. Menambah penderitaan dan tangis kami (karena kami begitu sibuk mendoakan dan menyoraki.. Berharap kemenangan dan kebanggaan yang makin langka).. 

Negara tetangga melecehkan dan terang2an mengambil pulau pulau kita sedang kita diam... diam.. diam... tak ada kata semangat terucap..  

"GANYANG, REBUT, SERBU, TERJANG..!!!
KITA PERTAHANKAN KEDAULATAN DENGAN DARAH.. 
KITA TUNJUKAN KITA BUKAN BANGSA YANG LEMAH!!!"

Tak ada... Sungguh sangat menyesal semua itu tak ada.. Kita hanya mengurut dada.. Sabar... sabar... Masih ada cara diplomasi.. dan para kapitalis sialan itu makin asyik mengkangkangi kedaulatan kita.. menginjak-injak KEHORMATAN bangsa kita..

Apa lagi yang bisa kita banggakan?

Apakah kita harus bangga dengan simbol peradaban maju yang salah kaprah? seks bebas merajalela... Tentang sinetron2 yang menampilkan wajah2 berkilat, bening dan tebal oleh polesan bedak, gincu dan maskara? Dengan pakaian2 mini dan lekat mengikuti bentuk tubuh? Memamerkan kemolekan dada?

Salahkah bila aku menangis?

May 24, 2005

Meirani's Birthday...

Besok my little angel tepat 2 tahun. Hm, waktu.. benar2 nggak terasa!! Rasanya baru kemarin aku heboh nganter wify yang tiba2 aja gelisah, semalaman gak bisa tidur. Sementara aku sebaliknya, herannya, pas malam kelahirannya dihinggapi rasa ngantuk yang ruarrr biasa. beberapa kali nyetir hampir nyelonong karena kehilangan kesadaran sepersekian detik.

Aku ingat, subuh 2 tahun yang lalu itu, 2003, di RSIB Mutiara Bunda, Ciledug. Jam 4 subuh kami berangkat. Kebetulan ditangani oleh dokter kandungan yang biasa memeriksa wify, Dr. Yunita.. Dokter satu ini juteknya minta ampun. Waktu persalinan anak ke dua, wify juga ditangani dokter Yunita ini. Waktu itu aku kehilangan kesempatan menyaksikan dengan mata kepala sendiri anak keduaku, Romi, lahir.. Setelah hampir setengah jam menunggu, akhirnya aku diminta keluar oleh dokter jutek itu. Dan dia nggak peduli meski aku udah begging dan bilang sanggup untuk nemani wify lahiran. 

Pokoke,,, Get out! katanya...

Menjelang Memey lahir, aku sudah pesan wanti2 sama suster perawat bahwa kali ini aku harus nyaksiin. Eeeh, lagi2 diusir!? Ya sudah, akhirnya aku pergi ke mushola dan sholat subuh. Waktu itu sekitar pukul 5 lewat..

Baru saja rokaat pertama, keponakanku yang juga ikut nemenin, Puput, tergopoh-gopoh manggil2 aku. 
"Om Mali.. Om Malii...!" teriaknya. 
Aku diam saja. Lha, gimana mo nyahut, baru rokaat pertama!?? Mau aku batalkan juga aku pikir sayang.. Aku pun meneruskan sholat subuh. Tapi saat itu aku tahu, bahwa doaku telah dikabulkan.. Anakku lahir dengan selamat!

Puput sempat kembali ke ruang bersalin karena aku nggak menyahut. Tapi akhirnya karena nggak sabar menungguku sholat subuh, puput kembali ke ruang bersalin sambil teriak, "Oom Mali, anaknya udah lahir.. cewek!" 

ALHAMDULILLAH... 

Aku meneruskan sholat dan bersujud syukur.. Bersyukur karena anakku lahir selamat, wify nggak kurang suatu apa. Bersyukur karena akhirnya aku diberikan seorang bidadari mungil.

Bidadari mungil ini sejak lama aku harapkan.. Sejak hamil anak pertama, 1996. Bidadari mungil yang untuknya telah aku siapkan sebuah nama yang begitu lama tak terpakai.. Bungarani Inayah Shaliha

Akhirnya, setelah aku pikir-pikir karena lahir di bulan Mei, dan karena aku ingin initial nama anak perempuanku sama dengan initial nama istriku, nama itu kuberikan kepadanya dengan mengubah sedikit.. MEIRANI INAYAH SHALIHA RAMLI.

So, tanpa terasa besok bidadari mungilku itu akan genap berumur 2 tahun. 

HAPPY BIRTHDAY, putriku...

May 18, 2005

Masih Adakah Rindu Untuk Kita


Masih Adakah Rindu Untuk Kita

(episode lama)


jika aku terikat pada gerak kebenaran
dan kau lebur dalam irama kehidupan

masih adakah rindu untuk kita?

biarkan saja getar itu hilang
seperti kisah kehidupan yang usang
tergerus roda yang berputar
tertimbun waktu yang perlahan pendar

aku akan merajut namamu di keheningan
melukis kenangan demi kenangan
meski tak mungkin lagi kutuangkan malam
dengan warna-warna kita yang kelam

getarkan saja senarmu, andai masih bernada
karena tak mungkin lagi kita titipkan lagu
pada desir angin yang menari hinga senja
karena tak ‘kan ada lagi dansa, kau dan aku

sepertinya tak 'kan lagi rindu kita bicara
meski barangkali masih ada


(May 2005)

Berapa Lama (a poetry)


Berapa Lama



berapa lama kita hempaskan,
rindu di kedalaman pikiran kita?

aku riuh berlagu: meredam gejolak rasa,
memanggilmu...
kau riang mengumandangkan
tentang perbedaan dan kemustahilan.

kita terperangkap seperti sepasang jiwa
terkekang dalam kamar tanpa warna
kau aku saling pandang tanpa sulih bicara
terpisah jarak yg begitu dekat

berapa lama lagi harus kusimpan?
rindu ini kian kuyu
dan mati layu..


(May 2005)

May 10, 2005

Nyanyian Langit dan Laut Biru


Nyanyian Laut – 1 (2005)

*catatan pengantar tidur


adakah kita mampu memetik buah kenangan
yang lahir dari pikiran dan keinginan?
sehari saja kuinginkan langit tak tergantung
tinggi.. begitu tinggi di ketinggian tempatmu
atau menepilah dari pandangan
agar dapat kukuak apa yang kau kandung
dan kupeluk apa yang telah kau lahirkan

rindumu adalah untaian anak-anak manis
yang setiap hari menggayuti leherku
menyekap
mendekap
membenamkanku di dasar kebiruan lautku
yang entah gelap entah dalam entah berdasar
menyeretku tenggelam

jika saja kau aku bernyanyi dalam sesang yang sepi
pasti akan kau dengar serenade
menghantarkan tidur kita dalam kelelapan
dan erang kegelisahan

kita selalu saja berjalan di dua sisi kehidupan yang berbeda
keinginan yang liar dalam dimensi khayal
dan ketakutan yang parau dalam kenyataan

hanya satu yang berjalan seiring bersama
rindu dan cinta yang bergelora!


Cilandak, 10 Mei 2005

Sehari... saja!

Jika ada sehari saja dimana aku bisa melepaskan semua atribut yang menyelimuti diriku, sehari dimana aku bisa menjadi diriku sesuai dengan keinginanku, sehari dimana tak ada kemarin dan hari esok, sehari dimana hari itu tak menjadi bagian dari sejarah masa lalu dan yang akan datang, dimana tak ada keterkaitan.. maka aku akan pergunakan hari ini untuk memelukmu!

Sehari... saja!

Karena aku sangat merindukanmu...

D Unforgotten

untuk: D Unforgotten (yang tak terlupakan)


sore ini aku ingin bercerita kepadamu
tentang kubah kesombongan yang tiba-tiba runtuh
bangunan yang selama ini kubangun
dan kuabadikan sebagai menara kemenangan
musnahnya kerinduanku tentang warna kita

kau aku lama tak bicara, tak apa
aku menerjang keheningan, meradang rupa
dan aku berpaling dari bayangan tentangmu
marah, menegang, geletar... merindu
tak kuabaikan gejolak memanggil gelisahku

dan sore ini aku tergugu duduk layu
ketika semua meluruh jatuh merapuh
meninggalkan suara sunyi sepi dan sesang yang panjang
kebisuan yang menyekap berbalut gelap
semua meremang hilang dan pekat

selain desir angin menggurat di nadiku
selalu ada namamu