Oct 28, 2005

Buntu...

udah bbrp hari ini gue kejangkitan penyakit males lagi. penyakit males nulis. gue nggak tehu kenapa, tapi bawaannya males aja kalo udah berhadapan dengan kompie. bahkan kadang nggak tahu mesti nulis apa begitu gue udah buka my blog. sepertinya apa yang berseliweran di benak gue mendadak ilang tiap kali gue mo mulai menulis.

gue seperti gak peduli gue sendiri. nggak peduli sama keadaan. padahal begitu banyak yang gue pikirin. entah gue mesti bilang perasaan gue gimana saat ini. mo marah atau kecewa pada keadaan, nggak jelas.

baca koran, nonton news, seringkali gue berakhir pada kondisi senewen alias kesel sendiri. duh, pada kemana nurani orang-orang di jaman sekarang ini. sementara orang2 susah mesti berjuang sampai mati hanya demi mendapatkan jatah seratus rebu sbg pengganti kenaikan bbm, eeh.. ini anggota legislatif yang terhormat nggak tahu malu minta kenaikan tunjangan operasional sampe 10 juta... gila, apa? apa emang begitu cara pemerintah sekarang?? menekan beban subsidi sebesar-besarnya supaya bisa naikin anggaran di bidang yang bikin org berdasi makin buncit perutnya karena kelebihan fasilitas???

gubernur korup..
bupati korup..
menteri bego dan rakus..
polisi tukang palak..
presiden sibuk jaga imej..
wapres gak mau kalah sibuk naikin imej,
seperti berlomba unjuk dada.. ini, lho, gue lebih pinter!
apa lagi??
dan bbm naik sudah seperti nasib yang harus diterima oleh rakyat negeri ini
dan menjauhkan mereka dari keadaan yang bahkan mimpi pun mereka tak lagi mampu
... tak ada lagi mimpi tentang hidup sejahtera.
bahkan tak juga sebagai fatamorgana...

hidup kini bagaikan untaian kepedihan terjalin dengan penderitaan
dan hanya bisa terurai jika simpulnya berujung pada kematian
kelaparan..
kekosonga..
tubuh2 yang makin kucel hitam dan dekil karena tak lagi mampu mereka mandi
dengan sabun colek sekalipun..

dan pikiranku semakin penuh dengan erangan dan rintihan
juga slide kesemrawutan negeri ini yang makin tak lagi menjanjikan mimpi

dan aku tak tahu, apa yang harus kutuliskan kali ini..
tak tahu. buntu


___
Oct, 2005

Oct 11, 2005

Andai Dapat Kukatakan (a poetry)

andai dapat kukatakan ini kepadamu;
tentang tak ada keinginanku selain bermuara
di keluasanmu!
seperti air yang mengikuti takdir mengalir
mengisi bentangan lautan:
tak berakhiran
tak berkesudahan

atau tentang naluri yang membawaku kembali
menekuri rautmu, sukmamu, seluruhmu
dan meleburkan diri di kedamaian yang kau tawarkan
tenggelam dalam ke-kita-an yang hakiki
dalam, tak berdasar..
tak usai berhitung waktu

andai dapat kukatakan ini kepadamu;
tepat ketika tatap kita lekat
tanpa bicara
tanpa kata

kaulah segalanya!


(Okt 2005)

Ode Buatmu...


(kepada yang mengisi jiwaku)


aku tak peduli apakah malam ini bulan meninggi
sebilah, separuh atau sepenuh wajah sama saja bagiku,
ada atau tiada karena kau tetaplah ratu
yang menaungi malam menemaniku bicara
lebur dalam diam
setelah itu tak ada lagi yang berarti,
selain kehadiranmu mengisi kekosongan hati


(Oktober 2005)

NoSpaceWord..JustDontWannaHaveAnEmptiness

seseorang pernah berkata kepadaku 
bahwa aku adalah sebersit keheningan yang panjang.. 
aku adalah malam yang diam, kegelapan yang dalam.

barangkali aku terlalu terbuka kepadamu 
dan memperlihatkan kekosongan hatiku. 
entahlah. 
kadang aku merasa tidak seperti itu. 
kadang aku hanya melepaskan apa yang membuncah 
di dadaku, ketika aku rindu tentangmu, 

atau ketika tak mampu menahan keinginan berkata-kata.. 
memujamu. 

dan ketika semua terucap, yang tertinggal hanyalah keheningan 
yang sama seperti ketika rindu itu tak ada.

mungkin itu yang kau lihat.

tapi, barangkali aku harus mengakui bahwa kau benar. 
bahwa aku hanyalah semata-mata lagu kesunyian 
yang tak ingin menari sendiri.
yeah, seperti yang kau bilang.. 

aku semata keheningan yang dalam.


___
Oct, 2005