Jan 31, 2018

Permainan Smoke and Mirrors

Permainan Smoke and Mirrors

Oleh: Hersubeno Arief

Wartawan senior John McBeth membuat sebuah tuduhan serius kepada Presiden Jokowi. Dalam sebuah artikel di media online Asia Times, McBeth menyebut Jokowi tengah memainkan strategi _“Smoke and Mirrors” dalam pemerintahannya.

Wartawan kelahiran Selandia Baru (1944) itu malah menyebut Jokowi sudah menjadi seorang empu (master) dalam permainan “asap dan cermin.”

_Smoke and mirrors_ adalah sebuah idiom yang diadopsi dari para pemain sulap yang dalam aksi panggungnya menggunakan semburan asap dan cermin untuk menyembunyikan sesuatu dan menciptakan efek ilusi.

Dalam kamus Webster difinisinya adalah _“something intended to disguise or draw attention away from an often embarrassing or unpleasant issue —usually hyphenated when used attributively.”_ Sesuatu yang dimaksudkan untuk menyamarkan atau menarik perhatian dari masalah yang sering memalukan atau tidak mengenakkan.

Sementara dalam kamus Cambridge difinisinya adalah _“Something that is described as smoke and mirrors is intended to make you believe that something is being done or is true, when it is no.”_ Sesuatu yang dimaksudkan untuk membuat Anda percaya bahwa ada sesuatu yang sedang dilakukan atau benar telah dilakukan. Padahal tidak.

Dalam bahasa lebih sederhana _smoke and mirrors_ adalah melebih-lebihkan fakta.

Priyayi Solo seperti Presiden Jokowi menyebutnya sebagai *_umuk._* Omong besar dengan maksud agar lawan bicaranya menilainya sebagai orang hebat dan kuat.

Dalam konteks politik hal itu dimaksudkan agar para lawan politiknya tidak usah melawan, karena yang dilawan sangat kuat.

Isi tulisan McBeth sendiri sebenarnya biasa saja dan tidak ada yang cukup baru. Dia menulis tentang empat hal. Soal penyelamatan sumber daya alam, yakni negosiasi dengan PT Freeport dan pembangunan Blok Masela, pembangunan infrastruktur, serta swasembada pangan daging dan beras.

Soal Freeport McBeth menyebut pemerintahan Jokowi melebih-lebihkan keberhasilan dalam divestasi saham sebesar 51%. Namun bagaimana cara pemerintah membayarnya dan bagaimana penguasaan manajemennya tidak jelas. Justru yang terjadi pemerintah kembali mengizinkan Freeport mengekspor konsentrat tembaga. Sebelumnya pemerintah mensyaratkan akan memperpanjang izin Freeport bila bersedia membangun smelter di Papua.

Soal infrastruktur McBeth menyoroti pembangunan kereta api cepat Jakarta-Bandung yang akan dibiayai oleh Cina sebesar USD 5.8 miliar, dan pembangkit listrik di Batang, Jawa Tengah senilai USD 4 miliar. Kedua proyek tersebut terkendala pembangunanannya berkaitan dengan pembebasan lahan. Proyek-proyek tersebut diharapkan dapat selesai pada tahun 2018, atau setahun sebelum pilpres.

Soal swasembada pangan seperti janjinya saat kampanye, Jokowi menyatakan akan menghentikan berbagai impor komoditi pangan termasuk daging dan beras.

Pada tahun 2015, tulis McBeth, pemerintah dengan bangga mengumumkan bahwa proporsi impor daging sapi terhadap total konsumsi turun dari 31% menjadi 24%, tanpa ada yang mencatat bahwa orang Indonesia hanya makan 2,7 kilogram per tahun. Tingkat per kapita konsumsi daging terendah di Asia Tenggara.

Setahun kemudian, angka tersebut telah meningkat kembali menjadi 32% dan tahun lalu meningkat lagi menjadi 41% dengan harga daging sapi sebesar US $ 10/kg.

Begitu pula dengan impor beras. Bulan lalu pemerintah mengumumkan akan mengimpor beras sebanyak 500.000 ton. Rencana impor beras ini menjadi sebuah ironi karena pada bulan Januari 2017 Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengklaim Indonesia berhasil melakukan swasembada pangan atas empat komoditi, beras, jagung, cabai, dan bawang.

Kalau benar pemerintahan Jokowi berhasil melakukan swasembada pangan, hal itu merupakan capaian yang luar biasa. Swasembada pangan berhasil dicapai saat Indonesia dipimpin Soeharto pada tahun 1980an. Setelah itu para presiden penggantinya, tidak ada yang berhasil melakukannya.

*Tidak terlalu mengejutkan*

Mengapa tulisan McBeth menjadi heboh dan viral? Tampaknya karena idiom yang digunakan, dan reputasi pribadinya sebagai wartawan yang sangat menguasai peta politik Indonesia.

*Pertama,* seperti telah disebut penggunaan idiom _smoke and mirrors_ dan _hide hard truths._ Sebuah kosa kata yang tidak main-main karena mengandung tuduhan bahwa Presiden Jokowi mencoba menyembunyikan sebuah kebenaran.

Diakhir tulisannya Mcbeth meramalkan, cepat atau lambat kebenaran itu akan terungkap dan masyarakat akan menyadarinya. Dia menggunakan kata _“Sooner or later, the smoke and the mirrors will inevitably lift to reveal hard realities._

*Kedua,* penilaian McBeth bahwa Jokowi telah menjadi seorang empu permainan “asap dan cermin,” dan media yang secara tidak langsung memfasilitasinya dengan cara tidak pernah mempertanyakan, data-data “keberhasilan” yang disampaikan pemerintah.

Presiden Jokowi dan istana juga disebut menjadi *_“spin doctor,”_* sebuah kosa kata yang secara negatif sering dipahami sebagai upaya memutarbalikkan fakta.

*Ketiga,* ini yang tampaknya paling penting dan serius, adalah reputasi McBeth. Lahir di Selandia Baru, John McBeth menjadi wartawan selama 52 tahun, dan 44 tahun dari karir jurnalistiknya dihabiskan di Asia.

Mengawali karirnya sebagai sub-editor di Bangkok Post, dia kemudian menjadi reporter lepas London Daily Telegraph dan United Press Internasional.

Dia bergabung dengan majalah Far Eastern Economic Review pada tahun 1979 dan selama 25 tahun menjabat sebagai kepala biro majalah di Bangkok, Seoul, Manila dan Jakarta.

Ketika Review ditutup pada tahun 2004, dia menjadi kolumnis kontrak untuk Straits Times, kebanyakan menulis tentang Indonesia. Dia menikah dengan Yuli Ismartono seorang mantan wartawan senior Tempo dan pernah menjadi pejabat bidang kehumasan di Freeport.

McBeth juga menulis sebuah buku berjudul *_The Loner : President Yudhoyono ’s Decade of Trial and Indecision._* Sebuah buku yang menulis dengan sangat lengkap masa kepemimpinan SBY selama dua periode sebagai presiden RI ke-6 dan presiden pertama yang terpilih secara demokratis.

Dengan reputasi semacam itu tulisan McBeth mengisyaratkan ada sesuatu yang tengah terjadi. Dia mempunyai banyak sumber berita di kalangan “orang dalam,” maupun komunitas internasional.

Tidak diragukan McBeth banyak tahu sesuatu yang tidak banyak diketahui kalangan umum, termasuk wartawan dan media dalam negeri.[]

30/1/18
Eramuslim.com

Jan 27, 2018

POLITIK Dari Sisi ISLAM

🅑🅐🅡🅑🅐🅡
Kabar Kabar

*POLITIK Dari Sisi ISLAM*
Oleh : Ani Hasibuan.

Buka-buka Medsos, saya baca obrolan di salah satu WA, topiknya tentang orang-orang yang (merasa) pintar yang cenderung Anti *POLITIK* dan MELARANG tiap anggota WA nya bicara tentang *POLITIK*.

Jadi isi obrolan WA itu cuma ucapan selamat ulang tahun dan posting kuliner, konon isinya grup orang-orang pinter, yang TEREDUKASI dengan baik dari universitas ternama.

Saya ketawa bacanya.
Saya juga punya grup begitu.

Tiap ada yang ngomong politik, pasti akan muncul moron2 yang men-colek2 admin untuk memberi peringatan pada yang posting, dan itu ber-ulang2, sampai-sampai ada ancaman kalau masih posting juga akan dikeluarkan dari grup...😄😄😄.

Pada grup-grup begini, saya pasti tak pernah komen. Soalnya saya tidak merayakan Ultah dan tidak suka Kuliner juga, jadi males saya baca posting-posting di tempat seperti itu kan ?

Pagi tadi, my bontot boy tilawah setelah jadi imam sholat subuh. Ia membaca surat Al Qasas. Isinya tentang perjuangan Nabi Musa AS dan Nabi Harun AS melawan _Tirani Kaisar Imperium Mesir_, Fir’aun, sang MUSUH ALLAH.

Di awal, Allah mengatakan bahwa FIR’AUN adalah PENGUASA YANG JAHAT, karena ia MENGADU DOMBA RAKYATNYA untuk memperkokoh kekuasaannya.

Selanjutnya diceritakan bagaimana Nabi Musa AS, pria cadel yang sejak bayi diasuh oleh Fir’aun, melawan “bapak angkat”nya sendiri.
Dan ini kisah yang sangat saya sukai.

Seorang pria cadel yang tak jarang ketakutan, berhasil menghabisi kekuasaan seorang Kaisar Superpower, yang memiliki bala tentara yang super terlatih dan persenjataan perang yang lengkap.

Dan bukan main senjata yang digunakan Musa AS untuk melawan segala kedigdayaan Fir’aun, apa itu ?

*Yaitu : kekuatan MULUT !!*

_Door to door_ menawarkan konsep ketauhidan, memiliki informan yang bekerja di internal Fir’aun (salah seorang panglima perang Fir’aun membelot dan memihak pada Nabi Musa), menggunakan jasa juru bicara (Nabi Harun menjadi juru bicara Nabi Musa, sebab bicaranya tidak jelas, waktu bayi Nabi Musa pernah makan bara api yang ditawarkan Fir’aun, sehingga lidahnya terbakar dan bicaranya menjadi cadel).

Apa sebetulnya yang dilakukan Nabi Musa di masa pemerintahan Fir’aun ?

Nabi Musa BERPOLITIK !!

Melawan seorang Kaisar, dengan lobby mulai dari tingkat rakyat jelata sampai panglima perang, menghadirkan penyusup, itu semua *POLITIK*, kan ?

Dan sepemahaman saya, hampir semua kisah Nabi-Nabi adalah kisah perlawanan melawan _Tirani_ (kecuali Nabi Adam AS, mohon koreksi bila keliru).

Dan apa kegiatan para _TIRAN_ ?

*Mereka MENJAUHKAN MANUSIA DARI PEMURNIAN PENGHAMBAAN PADA ALLAH.*

Tiran di jaman _Nabi Ibrahim AS_ memaksa rakyatnya menyembah patung-patung.

Tiran di masa _Nabi Luth AS_ memaksa rakyatnya menerima kelakuan LGBT bahkan menghukum rakyat yang menentang LGBT.

Tiran di masa _Nabi Shaleh AS_ memaksa rakyatnya bertransaksi dengan RIBA dan mereka gemar mengurangi timbangan,
dan seterusnya dan seterusnya.

Dan tiran yang paling “menggemaskan” adalah Fir’aun, yang secara eksplisit memaksa rakyatnya untuk MENYEMBAHNYA, menjadikan Fir’aun mendapat gelar “musuh-KU” dari Allah SWT.

Kesimpulannya,
*NABI-NABI BERPOLITIK*.

Lalu kenapa kita jadi anti ?

Kita yakin *POLITIK* menjauhkan kita dari kekhusyukan sholat, massaaaa...??

Rasulullah SAW itu _Politisi Handal_ sekaligus Panglima Perang yang memiliki ketangkasan yang handal serta strategi perang yang jitu.

Perjanjian Hudaibiyah merupakan bukti Rasulullah SAW adalah *POLITISI ULUNG*.

Perang 12 kali Beliau adalah bukti bahwa Beliau adalah seorang Panglima Perang yang handal.

Jadi kenapa masih anti pada *POLITIK* ?

*Indonesia ini dimerdekakan oleh perjuangan Ulama, mereka berPOLITIK !!*

Jadi kenapa masih anti pada *POLITIK* ?

Marilah kita jangan mau terbawa propaganda _ANTEK-ANTEK_ musuh yang mengatakan bahwa POLITIK ADALAH KOTOR.

Dia mengatakan itu untuk mengelabui kita, supaya kita lengah.

_Mengira kita akan aman-aman saja dan cukup hanya dengan sholat, mengaji, dan umroh !!_

*No*

Agama Islam bukan agama ritual belaka, keIslaman seseorang tidak dilihat dari keistiqamahannya dalam melakukan ritual.

Islam itu agama sosial. Kesalihan seseorang diukur dari seberapa banyak waktunya dihabiskan untuk, ber *AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR.*

Ingat kisah seorang saudagar yang sedang sakratul maut, saat malaikat Rakib dan Atid memperlihatkan catatan amalnya, timbangannya jatuh ke kiri, dosanya lebih banyak.

Namun akhirnya, malaikat Rakib dan Atid menemukan satu catatan kebaikan, yang akhirnya membuat semua dosanya terhapus dan timbangan kebaikannya menjadi sangat berat.
Apa amal itu ?

Tangisan seorang ibu yang berterima kasih padanya karena dia berikan makanan (dia sendiri belum makan, lalu dia tawarkan pada ibu dan anak-anaknya yang lapar).

Bagaimana kita bisa berharap lepas dari _RIBA_ kalau kita tidak ber *POLITIK* ?

Bagaimana kita bisa berharap Syariah Islam dijalankan bagi kita pemeluk agama Islam kalau kita _Anti_ pada *POLITIK* dan menganggap *POLITIK* adalah sesuatu yang berbau busuk dan menyengat ?

Sekali lagi, jangan pernah terbawa propaganda _ANTEK-ANTEK_ musuh yang mencoba mengubah _Mindset (pola pikir)_ kita.

Ingat, Islam mengajarkan kita untuk hablum minannaas dan hablum minallaah, ritual HARUS diaplikasikan dalsm kegiatan sosial (amar ma’ruf nahi munkar).

Sekian tahun umat Islam di negeri ini dijauhkan dari *POLITIK*, mulai dari cara halus melalui ceramah-ceramah bapak-bapak kyai, sampai cara kasar MEMPERTONTONKAN politisi Muslim yang (terduga) korupsi seolah-olah tidak ada yang Non Muslim yang korupsi, dan mereka SELALU MENGKAIT-KAITKAN dengan ajaran Islam.

Tapi kalau politisi Non Muslim yang korupsi, mereka buru-buru menutup berita, dan kalau ada yang coba-coba mengkaitkan dengan Agama, mereka buru-buru berteriak “GA ADA HUBUNGANNYA DENGAN AGAMA”.

Ayo saudaraku di jalan Allah, jangan anti pada *POLITIK*. Justru, 87% umat Islam ini harus ber *POLITIK*.

Kita harus mampu menentukan kemana rakyat ini harus dibawa.

Kita TAK BOLEH MENYERAH PADA TIRAN.

Sebagaimana para Nabi berjuang melawan tiran, kita pun kini beramai-ramai melawan tiran yang hendak _MENJAUHKAN_ kita dari Allah.

*POLITIK* bukan tabu, *POLITIK* itu suatu komponen kehidupan, kalau dia tak ada, hidup menjadi tak jelas mau bagaimana ?

Jangan ragu untuk bicara soal *POLITIK*, jangan minder juga, sebagaimana kita tak cerdas, demikian juga para _politisi_ yang saat ini ada, jadi kita punya wewenang informal untuk bicara, kan ?

Semoga kita ke depan lebih aware dan lebih melek politik.

Cukuplah tiran-tiran berkuasa, mari kita ciptakan suasana kondusif sehingga muncul *PEMIMPIN YANG SHIDDIQ, AMANAH, TABLIQ, FATANAH.*

Allahu 'alam...

Jan 22, 2018

Ketika Boneka Jadi Pemimpin

Bisa jadi renungan:

KETIKA BONEKA JADI PEMIMPIN...!

MH. Ainun  Nadjib

“Kenapa rakyat mau memilih boneka, patung atau berhala untuk menjadi pemimpinnya?”

“Karena partai politik memperkenalkan calonnya dengan mendustakan kenyataannya. Calon pemimpin ditampilkan dengan pencitraan, pembohongan, dimake-up sedemikian rupa, dibesar-besarkan, dibaik-baikkan, diindah-indahkan, dihebat-hebatkan”

“Itu bukan politik namanya, Pak, itu kriminal”

“Memang bukan politik, melainkan perdagangan. Bukan demokrasi, melainkan perjudian. Memang bukan kepemimpinan, tapi talbis. Kalau dipaksakan untuk disebut demokrasi, ya itu namanya Demokrasi Talbis”

*“Talbis itu apa to Pak?”*

“Talbis adalah Iblis menemui Adam di sorga dengan kostum dan make up Malaikat, sehingga Adam menyangka ia adalah Malaikat. Maka Adam tertipu. Rakyat adalah korban talbis di berbagai lapisan. Mereka dibohongi sehingga menyangka bahwa yang dipilihnya adalah pemimpin, padahal boneka. Boneka yang diberhalakan melalui pencitraan”

“Apakah pemimpin yang demikian bisa berkuasa?”

“Yang benar-benar berkuasa adalah botoh-botoh yang membiayainya. Setiap langkahnya dikendalikan oleh para botoh. Setiap keputusannya sudah dipaket oleh penguasa modal. Ia tidak bisa mandiri, karena dikepung oleh kelompok-kelompok yang juga saling berebut demi melaksanakan kepentingan masing-masing”.

“Apa ia tidak merasa malu menjadi boneka?”

“Itu satu rangkaian: tidak merasa bersalah, tidak malu, tidak tahu diri, tak mengerti bahwa ia sedang menyakiti dan menyusahkan rakyatnya, tidak memahami posisinya di hati masyarakat, tidak punya cermin untuk melihat wajahnya”

“Sampai separah itu, Pak?”

“Tidak punya konsep tentang martabat manusia, harga diri Bangsa dan marwah Negara. Hanya mengerti perdagangan linier dan sepenggal, tidak paham perniagaan panjang yang ada lipatan dan rangkaian putarannya. Tidak memahami tanah dan akar kedaulatan, pertumbuhan pohon kemandirian, dengan time-line matangnya bunga dan bebuahannya. Pemimpin yang demikian membawa bangsanya berlaku sebagai pengemis yang melamar ke Rentenir…”.

“Pemimpin yang seperti itu akhirnya pasti jatuh dan hancur”, kata Kakak.

“Belum tentu”, kata Bapak.

“Jangan lupa bahwa kalau para botoh mampu mengangkat berhala ke kursi singgasana, berarti mereka juga menguasai seluruh perangkat dan modalnya untuk bikin apa saja semau mereka di Negara itu.

Juga selalu sangat banyak orang dan kelompok yang mencari keuntungan darinya, bahkan menggantungkan hidupnya. Sehingga mereka membela boneka itu mati-matian.

Mereka selalu mengumumkan betapa baik dan hebatnya pemimpin yang mereka mendapatkan keuntungan darinya, sampai-sampai akhirnya mereka yakin sendiri bahwa ia benar-benar baik dan hebat. Uang, kekuasaan dan media, sanggup mengumumkan sorga sebagai neraka, dan meyakinkan neraka adalah sorga”.

Yogya, 2017
Emha Ainun Nadjib

Jan 20, 2018

Kisah Seorang Dokter

Copas dari WA Group Teman

Kisah SEORANG DOKTER

Sejak pulang dari itikaf di masjid selama tiga  hari bersama jamaah dakwah, dokter Agus menjadi pribadi yang berbeda. Sedikit-sedikit bicaranya Allah, sedikit-sedikit bicaranya Rasulullah.

Cara makan dan cara tidurnya pun berbeda, katanya itulah cara tidur Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.

Rupanya, pengalaman itikaf dan belajar di masjid betul-betul berkesan baginya. Ada semangat baru.

Namun beliau juga jadi lebih banyak merenung. Dia selalu teringat-ingat dengan kalimat yang dibicarakan amir jamaah.

“Obat tidak dapat menyembuhkan, yang menyembuhkan adalah Allah.

Obat bisa menyembuhkan berhajat kepada Allah, karena sunnatullah.

Sedang Allah menyembuhkan, tidak berhajat melalui obat.

Allah bisa menyembuhkan dengan obat atau bahkan tanpa obat.

Yang menyembuhkan bukanlah obat, yang menyembuhkan adalah Allah.”

Dia-pun merenung, bukan hanya obat, bahkan dokter pun tidak punya upaya untuk memberi kesembuhan. Yang memberi kesembuhan adalah Allah.

Sejak itu, sebelum memeriksa pasiennya, ia selalu bertanya.

“Bapak sebelum kesini sudah izin dulu kepada Allah?” atau “Sudah berdoa meminta kesembuhan kepada Allah?” atau “Sudah lapor dulu kepada Allah?"

Jika dijawab belum (kebanyakan memang belum), beliau meminta pasien tersebut mengambil air wudhu, dan shalat dua rakaat di tempat yang telah disediakan

Jika memberikan obat, beliau pun berpesan dengan kalimat yang sama. “Obat tidak bisa menyembuhkan, yang menyembuhkan adalah Allah. Namun berobat adalah sunnah dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan sebagai ikhtiar dan sunnatullah, agar Allah mau menyembuhkan”.

Ajaib! banyak pasien yang sembuh.

Jika diperiksa dengan ilmu medis, peluang sehatnya hampir tidak ada, ketika diberikan terapi “Yakin” yang diberikan beliau, menjadi sehat.

Pernah ada pasien yang mengeluh sakit, beliau minta agar orang tsb untuk shalat dua rakaat (minta ampun dan minta kesembuhan kepada Allah), ketika selesai shalat pasien tersebut langsung merasa sehat dan tidak jadi berobat.

Rudi, Asistennya bertanya, kenapa dia langsung sembuh?
Dr. Agus katakan, bisa jadi sumber sakitnya ada di hati, hati yang gersang karena jauh dari Allah.

Efek lain adalah pasiennya pulang dalam keadaan senang dan gembira. Karena tidak hanya fisiknya yang diobati, namun batinnya pun terobati.

Hati yang sehat, membuat fisik yang kuat. Dan sebaik-baik obat hati adalah Dzikir, Al-Quran, Wudhu, Shalat, Do'a dan tawakal pada Allah.

Pernah ada pasien yang jantungnya bermasalah dan harus dioperasi.

Selain “Yakin”, beliau juga mengajarkan terapi cara hidup Rasulullah. Pasien tersebut diminta mengamalkan satu sunnah saja, yaitu sunnah tidur. Sebelum tidur berwudhu, kalau bisa shalat dua rakaat, berdoa, berdzkir, menutup aurat, posisi kanan adalah kiblat, dan tubuh miring ke kanan.

Seminggu kemudian, pasien tersebut diperiksa. Alhamdulillah, tidak perlu dilakukan operasi. Allah telah memberi kesembuhan atasnya.

Ada juga pasien yang ginjalnya bermasalah. Beliau minta agar pasien tersebut mengamalkan sunnah makan dan sunnah di dalam WC. Makan dengan duduk sunnah sehingga posisi tubuh otomatis membagi perut menjadi 3 (udara, makanan, dan air). Kemudian buang air kecil dengan cara duduk sunnah, menguras habis-habis kencing yang tersisa dengan berdehem 3 kali, mengurut, dan membasuhnya dengan bersih.

Seminggu kemudian, saat diperiksa ternyata Allah berikan kesembuhan kepada orang tersebut.

Rudi pernah sedikit protes. Sejak melibatkan Allah, pasiennya jadi jarang bolak-balik dan berisiko mengurangi pendapatan beliau.
Namun Dr. Agus katakan bahwa rezeki adalah urusan Allah. Dan beliau jawab dengan kalimat yang sama dengan redaksi yang berbeda, bahwa “Sakitnya pasien tidak dapat mendatangkan rezeki, yang memberi rezeki adalah Allah. Allah juga bisa mendatangkan rezeki tanpa melalui sakitnya pasien”.

Enam bulan berikutnya seorang pasien yang pernah sembuh karena diminta shalat oleh beliau, datang ke klinik, mengucapkan terima kasih, dan berniat mengajak dokter serta asistennya umroh bulan depan.

Dr. Agus kemudian memanggil Rudi ke dalam ruangan. Sebenarnya beliau tahu bahwa Rudi ingin:  sekali berangkat umrah. Namun kali ini beliau ingin bertanya langsung dengannya.

“Rudi, bapak ini mengajak kita untuk umrah bulan depan, kamu bersedia?”

Rudi tidak menjawab, namun matanya berbinar, air matanya tampak mau jatuh.
“Sebelum menjawab, saya izin shalat dulu pak,” ucapnya lirih. Ia shalat lama sekali, sepertinya ini shalat dia yang paling khusyu'.

Pelan, terdengar dia terisak-isak menangis dalam doanya.
------
Demikian mudah-mudahan kisah yang di bagikan membawa banyak manfaat Amien

محي الدين زينوالدين

Jan 17, 2018

Dakwah

Copas Dari Group WA Teman - Good to read

KISAH INI BEREDAR DI AMERIKA & MALAYSIA. Assalamualaikum wr wb
" Lim Wei Choon "

Aku punya seorang teman baik dari zaman kanak-kanak bernama *Lim Wei Choon*. Sama-sama sejak sekolah dasar sampai ke SMA.

Setelah SMA, aku masuk ke Perguruan Tinggi sedangkan Lim diantar keluarganya utk melanjutkan sekolah ke Amerika.

Kenangan sewaktu kanak-kanak hingga ke zaman remaja terlalu banyak yang bisa dikenang bersama.

Setiap kali hari raya datang, Lim pasti berkunjung ke rumahku untuk menikmati dodol ayahku yang sangat disukainya.

Kadangkala, jika ada acara di rumahku, pasti Lim akan ikut serta. Aku jarang ke rumahnya kecuali untuk acara2 seperti menyambut Tahun Baru Cina. Aku takut dengan anjing peliharaan keluarga Lim.

Dengan Lim aku banyak belajar matematika, sedangkan Lim sering belajar Bahasa Malaysia kepadaku.

Kenangan-kenangan seperti memancing, mandi di air terjun, bolos sekolah untuk melihat pertandingan ‘breakdance’, semuanya kami jalani bersama-sama.

Apa yang ingin ku sampaikan adalah, warna kulit dan perbedaan agama tidak pernah menjadi penghalang persahabatan kami.

20 tahun telah berlalu, Lim telah menetap di Amerika setelah berhasil mendapatkan Green Card, ia bekerja disana. Itu yang kutahu dari kakaknya.

Hubungan aku dengan Lim terputus setelah dia melanjutkan sekolah. Maklumlah, di zaman kami dulu tidak ada internet, email atau telepon genggam, yang ada cuma sesekali mengirim kartu pos bertanya kabar. Untuk menulis surat kepada laki-laki sangat malas kami rasakan.

Suatu pagi. Aku bertemu dengan kakak Lim di pasar , kakaknya memberitahu Lim akan pulang ke tanah air. Dan aku sangat terkejut dengan berita yang kudengar dari kakaknya.

“Namanya sekarang bukan lagi Lim Wei Choon. Namanya sekarang Ahmad Zulfakar Lim sejak 5 tahun lalu… Subhanallah!

Syukur Alhamdulillah, teman baikku telah mendapatkan hidayah dari Allah Subhanahu wa ta'ala. Memang aku tak sabar untuk berjumpa dengannya lebih-lebih lagi setelah menjadi saudara seagama denganku.

Hari yang kutunggu-tunggu telah tiba, dan sore itu aku bertemu dengan Lim dirumahnya. Ada satu perasaan istimewa menyambut kepulangannya.

Ketika aku tiba, tamu2 di rumah Lim sudah banyak yang pulang…

Assalamu’alaikum… Itulah kalimat pertama dari mulutnya, wajahnya sudah jauh berubah, air mukanya amat redup dan tenang.

Aku menjawab salam dan berpelukan dengannya dan kami menangis layaknya kekasih yang sudah terlalu lama terpisah.

Ini dia olang memang sudah lama kawan, dari kecik ini dua olang” Ibu Lim menjelaskan pada beberapa orang tamu yang melihat peristiwa kami berpelukan dan menangis itu.

Tetapi aku bukan menangis karena apa2, tetapi karena amat terharu dan sangat bersyukur melihat keislaman temanku. Lim mengajak aku duduk di halaman rumahnya untuk mengobrol.

Ia masih fasih berbahasa Melayu walau sudah lama berada di perantauan.

Setelah cukup lama mengobrol, Lim bertanya padaku : "Talha, kau teman baikku kan? Betul kan ?"

Aku menjawab : "Iyalah..aku teman baikmu. Kenapa kau tanya seperti itu?"

*Kalau kau teman baikku, kenapa kau biarkan aku disiksa?*

Sorry Lim. Aku tak paham… disiksa? What do you mean?

Coba kau pikir, kita ini teman dari kecil. Aku ingat lagi, rumah kau itu, is my second house, rumah kedua bagiku.

*Tapi, mengapa kau tak pernah ceritakan pada aku tentang Islam?*

Mengapa setelah aku pergi ke Amerika aku baru tahu tentang Islam? Mengapa bukan di Malaysia, negara Islam ini?

*Dan mengapa aku di-Islamkan oleh seorang bekas pendeta Kristen ?*

Aku terdiam, kelu tak mampu menjawab. Dan Lim terus berkata-kata. Kalau betullah kau teman baik aku, Kenapa kau cuma mau baik dengan aku di dunia saja? Kau suka lihat teman baik kau ini disiksa di dalam api neraka?

Kau tahu, kalaulah aku ini tak sempat masuk Islam hingga aku mati, maka aku akan tuntut semua orang Islam dalam kampung kita ini sebab mereka tak sampaikan dakwah Islam ini pada aku dan keluarga aku serta orang2 non muslim yang lain.

Kau sadar tidak, kau sudah diberikan nikmat besar oleh Allah dengan lahir dalam keluarga Islam.

Tapi, nikmat itu bukan untuk kau nikmati seorang diri, atau untuk keluarga kau sendiri. Kau dilahirkan dalam Islam adalah karena ditugaskan untuk sampaikan Islam pada orang-orang yang dilahirkan dalam  keluarga bukan Islam seperti aku.

Aku masih tertunduk dan  tak bisa berkata apa-apa karena sangat malu. Berdakwah adalah tugas muslim yang paling utama, sebagai pewaris Nabi, penyambung Risalah.

Tetapi apa yang aku lihat, orang melayu ini tidak ada semangat jihad, tidak ada keinginan untuk berdakwah.

Bagaimana Allah akan menolong bangsa ini kalau bangsa ini tidak menolong agama Allah ?

Aku merasa kesal sendiri… sepatutnya nikmat ini aku bisa gunakan dengan betul dan tepat, karena selagi aku belum pernah berdakwah, jangan berpikir kalau aku sudah bersyukur pada Allah.

Dan satu lagi, jangan dengan mudah aku mencap orang-orang bukan Islam itu sebagai kafir karena kafir itu berarti ingkar.

Kalau aku sudah sampaikan seruan masuk Islam dengan betul, kemudian mereka ingkar dan berpaling, barulah aku boleh panggil mereka kafir.

Aku menjadi sangat malu, karena apa yang dikatakan oleh Lim adalah benar. Dan aku pun tak pernah terpikir selama ini. Aku hanya sibuk untuk memperbaiki amalan diriku sendiri sehingga lupa pada tugasku yang sebenarnya.

Baru aku paham, seandainya tugas berdakwah ini telah aku laksanakan, maka barulah Allah akan memberikan pertolongan, bantuan  dan kekuatan serta mempermudah segala urusan dunia dan akhiratku.

Sore itu aku pulang dengan satu semangat baru.

*Aku ingin berdakwah!*

Lim yang baru memeluk Islam selama 5 tahun itu pun telah mengislamkan lebih dari 20 orang termasuk adiknya.

Semoga Allah swt mengampuni diriku yang   tidak menyadari apa itu arti nikmat dilahirkan sebagai seorang muslim.
(Kisah diatas dalam bahasa Malaysia, Melayu, Inggris telah diedit dan disadur ke dalam bahasa Indonesia agar lebih  banyak sahabat yg mendapat manfaat).

Tetap SEMANGAT. Was wr wb.

Jan 9, 2018

*10 mutiara yg bakal hilang*

*10 mutiara yg bakal hilang*                                           BISMILLAH..
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

* بسم اللّٰه الرحمن الرحيم*
   حمدا وشكرا لله (اما بعد)

*Sewaktu Rasulullah SAW sakit, terlontar satu pertanyaan kepada malaikat Jibril as*

   _"Wahai Jibril... apakah kamu akan turun ke bumi setelah aku tiada...?"_

_*Malaikat jibril menjawab :*_
   _"Masih Yaa Rasulullah, aku akan turun ke bumi untuk mengambil 10 Mutiara hidup sepeninggal diri engkau."_

_*Rasulullah saw bertanya lagi :*_
    _“Mutiara apakah yang akan kamu ambil...?"_

_*Malaikat Jibril as. menjawab :*_   

*- (الأَوَّلُ) أَرْفـَعُ البـَرَكَةَ مِـنَ الأَرْضِ*
   _• "Mutiara pertama yang akan aku ambil dari muka bumi  adalah : *BAROKAH* (Keberkahan)"..._

   *- ( وَالثـََّانىِ) أَرْفَـعُ المَحـَبَّةَ مـِنْ قُلُـوْبِ الخَـلْقِ*
   _• "Mutiara Kedua adalah :
*RASA CINTA* (Mahabbah) yang bersemayam dihati manusia.."_

   *- (وَالثـََّالِـثُ) أَرْفَـعُ الشـُّفْـقـَةَ مِنْ قُلُـوْبِ الأَقـاَرِبِ*
   _• "Mutiara Ketiga adalah :
*RASA KASIH SAYANG* diantara keluarga (kasih sayang diantara keluarga semakin menipis)."_

   *- (وَالرَّابـِعُ) أَرْفـَعُ العـَدْلَ مِنَ الأُمَراَءِ*
   _• "Mutiara ke empat adalah :
*KEADILAN*
di hati para pemimpin."_

   *- (وَالخـاَمِسُ) أَرْفَـعُ الحَـياَءَ مـِنَ النِّـساَءِ*
   _• "Mutiara Kelima adalah :
*RASA MALU*
yang ada dihati para wanita.." (Banyak Berkata, berpenampilan, dan bersikap yang tidak pantas)."_

   *- (وَالسـَّادِسُ) أَرْفَـعُ الصـَّبْرَ مِـنَ الفُقَـراَءِ*
   _• "Mutiara Ke Enam adalah :
*RASA SABAR*
orang-orang fakir.."_

   *- (وَالسـَّابِـعُ) أَرْفَـعُ الـوَرَعَ وَالزُهْـدَ مِنَ اْلعـُلَمـاَءِ*
   _• "Mutiara Ketujuh adalah :
*WARA'* dan *ZUHUD* dari para ulama."
(Wara' adalah sangat berhati-hati menjaga diri dari yang syuhbat dan yang haram, sedangkan zuhud itu (Hati) yang tidak mementingkan harta-dunia, kedua-duanya merupakan ciri seorang ulama.
Jika wara' dan zuhud telah hilang dari ulama maka nilai jati dirinya tergores)."_

   *- (وَالثََّـامِـنُ) أَرْفَـعُ السَّـخاَءَ مِنَ الأَغْنـِياَءِ*
   _• "Mutiara Kedelapan adalah :  *KEDERMAWANAN* 0rang-0rang kaya.."_

   *- (وَالتـَّاسـِعُ) أَرْفَـعُ القــُرْآنَ*
   _• "Mutiara Kesembilan  adalah :
*MENGANGKAT AL-QUR'AN..* (menghilangkan Ruh/ khasiyah al-Qur’an itu sendiri sebagai panduan dalam kehidupan)."_

   *- (العـاَشِـرُ) أَرْفَـعُ الإِيْمـاَنَ*
   _• "Mutiara (yang akan aku ambil dari muka bumi) yang kesepuluh adalah :
*IMAN.*_

   _*• Saudaraku, Itulah mutiara² yang paling berharga, bila satu persatu hilang dari masing² kita, maka itu namanya kiamat kecil, tapi bila hilang satu persatu di tengah² seluruh umat manusia, maka itulah awal kiamat besar, 0leh karena itu selagi masih ada nafas kehidupan kita, mari masing² menjaga mutiara yang paling berharga dari kepunahan...*_

*- والله أعلم بالصواب .*
_"Semoga bermanfa'at...
Aamiin..."_
*- والسلام عليكم ورحمة اللّٰه وبركاته .*

_"Silahkan di sharé... agar bisa memberi manfa'at bagi yang lain...!"_

*SEBENTAR LAGI INDONESIA BUKAN LAGI MILIK RAKYAT INDONESIA*

*SEBENTAR LAGI INDONESIA BUKAN LAGI MILIK RAKYAT INDONESIA*
Tulisan Mantan Wartawan Tempo

Jangan salahkan kami yg bersedih hati dikala kebanyakan rakyat Indonesia saat ini gegap gempita merayakan atau bersyukur atas 72 tahun Indonesia merdeka.

Silahkan berteriak-teriak "MERDEKA ... MERDEKA ... MERDEKA ...".
Tetapi tahukan Anda bhwa kami sedang bersedih hati .... lihat renungan di bawah ini ...

*REFLEKSI 72 tahun INDONESIA*
(sebuah renungan)

1) Berdasarkan catatan Badan Pemeriksa keuangan (BPK) dominasi asing di sektor Migas 70%, batu bara, bauksit, nikel dan timah 75%, tembaga dan emas sebesar 85% serta diperkebunan sawit sebesar 50%. Jumlah ini menunjukkan bahwa betapa lemahnya posisi pemerintah untuk melindungi aset Negara.

2) Menurut The Institute For Global Justice (IGJ), hingga kini 175 juta hektar atau setara 93 persen luas daratan di Indonesia dimiliki para pemodal swasta/asing.

3) Pada tahun 2011 data menunjukkan di bidang perminyakan, penghasil minyak utama didominasi oleh asing. Diantaranya, Chevron 44%, Total E&P 10%, Conoco Phillip 8%, Medco 6%, CNOOC 5%, Petrochina 3%, BP 2%, Vico Indonesia 2%, Kodeco Energy 1 % dan lainnya 3%. Sedangkan Pertamina & mitra yang dianggap mencerminkan penguasaan nasional hanya menguasai 16%

4) Total kepemilikan investor asing 60-70 persen dari semua saham perusahaan yang dicatatkan dan diperdagangkan di bursa efek. Dari semua BUMN yang telah diprivatisasi, kepemilikan asing sudah mencapai 60 persen. Begitu pula telekomunikasi dan industri sawit pun juga lebih banyak dikuasai asing.

5) Beberapa bank sahamnya didominasi asing yaitu Danamon (68,83%), Buana (61%), UOBI (100%), NISP (72%), OCBC (100%), CIMB Niaga (60, 38%) BII (55,85%), BTPN (71,6%). Meskipun masih minoritas tapi Bank Panin dan Bank Permata masing-masing sudah dikuasai asing dengan 35% dan 44,5%.

6) Pada tahun 2003 itu BUMN Indosat dijual ke Temasek BUMN Singapura dengan harga 5 triliun. Selama 5 tahun Temasek telah meraup keuntungan 5 triliun laba dari bisnis telekomunikasi tersebut. Artinya secara kasar modal sudah kembali. Tahun 2008 Temasek menjual Indosat ke Qatar Telecom senilai 16 triliun. Artinya dalam lima tahun saja BUMN Singapura itu untung 16 triliun. Meneg BUMN kala itu Sofyan Djalil tidak mampu memperjuangkan pembelian kembali Indosat oleh pemerintah dan juga tidak kuasa menahan penjualan Indosat ke Qatar Telecom.

7) Pada beberapa BUMN kategori blue chips, kepemilikan asing bahkan menyundul angka 40 persen. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, misalnya, 39,5 persen sahamnya ada dalam genggaman pihak asing. Demikian pula PT Semen Gresik Tbk sebanyak 39,21% dikuasai asing. Bank Rakyat Indonesia (BRI) – yang selama ini menjadi andalan para petani dan rakyat kecil – sahamnya telah dikuasi asing sebesar 35,39 persen.

8) Dari total 225 blok migas yang di kelola Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) non-Pertamina, 120 blok dioperasikan perusahaan asing, 28 blok dioperasikan perusahaan nasional serta sekira 77 blok dioperasikan perusahaan patungan asing dan nasional.

9) 74% tanah di Indonesia dikuasai oleh segelintir orang non pribumi yang jumlahnya hanya 0,2% dari total penduduk Indonesia.

10) Air minum AQUA (74 persen sahamnya dikuasai perusahaan Danone asal Prancis), teh Sariwangi (100 persen sahamnya milik Unilever, Inggris), susu SGM (milik Sari Husada yang 82 persen sahamnya dikuasai Numico, Belanda), mandi dengan sabun Lux, sikat gigi pakai Pepsodent (milik Unilever), hingga merokok Sampoerna (97 persen sahamnya milik Philips Morris, Amerika Serikat)

11) INdustri tekstil dan produk tekstil (TPT) yang merupakan primadona ekspor Indonesia ternyata telah banyak dikuasai asing. Hal ini terlihat dari peningkatan realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) di sektor TPT yang melonjak 252 persen 2004 sampai 2006. Pada 2004 investasi asing di TPT senilai US$ 165,5 juta, pada 2006 naik menjadi US$ 418,1 juta. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dalam periode yang sama malah memble, nyaris stagnan yakni Rp 70 miliar pada 2004 menjadi Rp 75,5 miliar pada 2006. Bahkan investor asing pada awal 2007 ini semakin gencar menambah investasi TPT di Indonesia.

12) Indonesia Aircraft Maintenance Services Association (IAMSA) mengeluhkan persaingan bisnis perawatan pesawat di Indonesia yang sebagian besar dikuasai oleh tenaga ahli dari asing.  Indonesia hanya mampu menyerap 30 persen saja.

13) Sekitar 85% saham BUMN yang berstatus Go Public di lantai bursa dikuasai pihak asing. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) besar sudah menjadi perusahaan terbuka, antara lain PT Telkom Tbk, PT Indosat Tbk, PT Semen Gresik Tbk, PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, PT Kimia Farma Tbk, PT Adhi Karya Tbk, PT Perusahaan Gas Negara Tbk, PT Bukit Asam Tbk. Bahkan persaingan tidak sehat terjadi antara perusahaan bermodal negara, antara  PT Perusahaan Gas Negara Tbk (berkode saham PGAS) dengan PT Pertamina dalam tender distribusi minyak dan gas ke SPBU. Meski PGN tidak lagi diangap sebagai perusahaan plat merah karena 43,04% saham telah dimiliki publik yang di antaranya 82% dimiliki pihak asing.

======

SUNGGUH memprihatinkan, ternyata mulai dari sektor pangan, air minum, energi, kesehatan, pendidikan, hingga perbankan dan keuangan dikuasai oleh asing. Regulasi yang mestinya berazaskan Pancasila dan UUD 1945 menjelma menjadi kebijakan yang dikendalikan oleh asing.

Padahal, komitmen dengan negara-negara maju itu sesungguhnya justru merugikan Indonesia, bahkan hingga ke tingkat dasar, soal konstitusi. Kebijakan yang mestinya berazaskan Pancasila dan UUD 1945 telah berubah menjadi kebijakan yang dikendalikan oleh asing.

>>Warga asing dari 169 negara bebas visa masuk ke Indonesia.

>>Warga asing boleh miliki properti di Indonesia.

>>Pihak asing boleh kuasai 100% industi gula dan karet di Indonesia.

>>Asing boleh kuasai 100% saham restoran & perusahaan jalan.

>>Asing boleh kuasai 85% saham modal ventura

>>Asing bisa kuasai 100% saham di pembangkit listrik.

>>ASING BISA KUASAI 35 BIDANG USAHA DI INDONESIA

>>Asing Boleh Kuasai 7 Usaha Pariwisata

>>Asing Bisa Kuasai Mayoritas Pengelolaan Tol, Bandara dan Pelabuhan.*

☝☝☝☝☝☝☝
Share sebanyak mungkin sbg "Gerakan  Rakyat" Cerdas dan Peduli Bangsa...