Jul 15, 2004

Maafkan


maaf

maaf, jika kita teruskan..
tidakkah kita bakal terus saling melukai?
aku masih memiliki rindu untukmu. ada. tak pernah hilang.
tapi cukupkah itu buat kita saling memahami
dan menghindar dari luka-luka yang timbul
ketika kau aku saling diam, saling bungkam,
seolah tak pernah ada hari itu, ketika kita bertemu?

maaf, jika ini kita hentikan, hm.. atau, aku hentikan 

(ataukah memang kau telah menghentikannya hari itu?)
tidakkah aku melukaimu lebih dari aku menyakiti diri sendiri?
karena aku tak tahu masih samakah rindu yang kau punya
ketika malam-malam aku lalui dengan segudang tanya
kau dimana?
bagaimana keadaanmu?
adakah kau memikirkanku?

dan aku terhempas dalam jurang kecewa tak berdasar
ketika sadarku terpaksa mengambil kesimpulan
(entah prematur, entah benar, entah salah...)
sepertinya kau tak lagi memperdulikan aku,
sepertinya kau tak peduli apakah aku memikirkanmu
hari demi hari, dengan hati yang merengkut
kehilangan senyum dan tawa
berhari-hari dadaku sesak kekurangan udara
dan kebisuan hubungan kita penyebabnya
kau mengabaikan rindu dan sesalnya perasaanku

maaf, aku tak tahu apa yang harus kulakukan
merindumu dalam erangan kesakitan
membencimu dengan kepingan luka yang terus merebak
atau melupakanmu dan mati kehilangan jiwa yang semarak

maafkan...

_________

Juli, 2014

No comments: