Today's on my journey:
Tentang Ibu,,,
Malam ini aku baru saja merasa terlelap, ketika ponselku berbunyi nyaring, membuatku tersentak kaget. Jam 11.23 malam. Ternyata ibuku, menanyakan kabar tentang aku. Memang beberapa hari terakhir ini aku sakit radang tenggorokan. Cukup parah hingga pita suaraku tak mampu kupakai untuk bicara. Seperti biasa, beliau menunjukkan kekhawatirannya. Tiap kali aku sakit atau bahkan meski hanya sekedar ‘kurang enak badan’, beliau langsung bersikap khawatir dan memintaku untuk segera ke dokter.
Hampir 7 menit kami bicara. Entah kenapa, aku tiba-tiba kehilangan rasa ngantuk. Pikiranku melayang mendapati ibuku, wanita berusia hampir ¾ abad itu. Aku gelisah dan diliputi perasaan bersalah. Betapa aku bisa tidur nyaman, berpelukan dengan istriku yang cantik, sementara wanita itu, ibuku yang mulai renta itu, harus terbaring sendiri. Benar-benar seorang diri, di rumah yang beliau tempati, karena sudah 2 hari ini, Arum, adikku perempuan yang biasanya menemaninya, tinggal bersamaku, karena harus menjaga toko P&D yang kukelola.
Aku tak bisa tidur. Pikiranku berkecamuk memikirkan ibu yang sendirian disana. Entah kenapa, aku seperti menangkap nada kesepian dalam suaranya. Bagaimana jika ada apa-apa? Bagaimana jika ibu butuh seseorang untuk teman bicara? Bagaimana jika tiba-tiba ia merasa takut karena sendirian di rumah yang menurutku cukup besar itu?
Rasanya aku ingin menangis. Di usianya yang makin renta, ibu malah kehilangan orang-orang yang seharusnya ada bersamanya. Tidak ada ayah (yang memang sudah lama wafat sejak 1976). Tidak ada cucu yang mau tinggal bersamanya. Tidak ada kakak atau adikku yang mau tinggal bersamanya, karena alasan sudah memiliki keluarga masing-masing. Sementara untuk menampung Ibu untuk tinggal bersama salah satu diantara kami, juga tidak mungkin karena sifat Ibu yang memang tidak suka bergantung pada orang lain, meski pun terhadap anak-anaknya sendiri, disamping karena faktor ekonomi dimana masing-masing rumah kami tidak memiliki ruang atau kamar yang cukup untuk menampung Ibu.
Rasanya aku ingin menangis. Di sisa hidupnya yang seharusnya ia jalani dengan tenang dan damai, Ibu masih harus berjuang seorang diri.
Barangkali aku memang kurang memikirkan beliau. Ya, seharusnya aku dan saudara-saudaraku bisa berbuat sesuatu untuk meringankan bebannya. Setidak-tidaknya, meringankan beban penderitaannya.
Ah, aku harus berbuat sesuatu besok... Selamat malam, mom.. Semoga mommy bisa tidur nyenyak malam ini.. God bless you.
No comments:
Post a Comment