Mengapa?
Mengapa ada sebagian orang seringkali terhempas dari keinginan-keinginan yang sesungguhnya sederhana, sementara sebagian lagi sepertinya begitu mudahnya memperoleh keinginan yang kadang seperti mustahil. Ada yang harus berjalan, berlari, berliku-liku, naik-turun menempuh perjalanan panjang untuk akhirnya kembali pada titik dimana dia memulai, sedang waktu dan tenaga telah habis dia curahkan. Sementara ada yang tanpa perlu susah payah tiba-tiba sampai pada titik tujuan ketika dia belum lagi memulai segalanya.
Apakah hidup ini memang tidak adil, atau manusia memang memiliki nasib atau takdirnya masing-masing? Dimana memang ada sebagian orang ditakdirkan sebagai orang-orang kalah dan gagal, dan sebagian lagi ditakdirkan sebagai orang-orang yang tak pernah kalah. Sebagaimana janji Sang Pencipta yang menciptakan segala sesuatu di dunia ini berpasang-pasangan.
Ada siang, ada malam... Ada terang dan gelap... Baik-buruk... Sedih-Gembira.. Sukses-Gagal... Diatas-Dibawah... Syurga-Neraka, dan lain sebagainya.
Seringkali aku bercermin dan bertanya pada diri sendiri, gerangan pada kelompok manakah aku berada. Apakah sebagai bagian dari mereka yang ditakdirkan sebagai orang-orang gagal, atau sebaliknya orang-orang yang tak pernah kalah. Memang tak mudah untuk menilai diri sendiri. Karena ketika aku terbentur pada kegagalan untuk memperoleh keinginanku, maka aku lantas akan berpikir bahwa aku adalah termasuk orang yang kalah. Namun disaat lain, Allah membuka mataku dan memberikanku kesadaran betapa aku sesungguhnya memiliki banyak pencapaian. Ya, barangkali itu yang terjadi.
Banyak? Duh, iya.. Sungguh aku termasuk orang yang kurang bisa mensyukuri nikmat. Begitu banyak karunia Tuhan yang sesungguhnya telah kuperoleh, kuabaikan hanya karena ada segelintir keinginan yang belum mampu kuraih. Dan ketaksabaranku membuka peluang setan membawa pikiran-pikiran tentang betapa aku selalu merasa gagal.
Mengapa selalu saja aku terjebak pada kalimat tanya ’apa lagi yang belum kumiliki..?’ yang selalu membawaku pada keadaan 'masih kurang'...
Sedang seharusnya aku berpegang pada kesadaran tentang ‘apa-apa yang sudah kuperoleh?' agar bisa membawaku pada 'rasa syukur berkepanjangan'...
Mengapa?
Ciledug, 01 April 2008
3 comments:
Bukan hidup tidak adil, tapi ingatlah bahwa kehidupan itu seperti roda yang berputar....
kadang kita berada diatas tapi tidak jarang kita berada di bawah.
hanya ingatlah jika kita berada di puncak, jangan sampai kita takabur tetapi saat kita berada di bawah jangan lupa untuk terus berusaha tanpa bersungut2.
seberat apapun masalah dan cobaat yang diberikan TUhan untuk kita, jangan pernah kita mengeluh atau mengatakan bahwa kita tidak mampu menyelesaikannya. ingatlah bahwa TUHAN tidak pernah memberikan cobaa yang melebihi kemampuan kita dalam menjalani cobaan tsb.
btw.... bisa kaga blognya kamu di link ke blognya aku?makasih
hi rini,
wellcome to my blog. thanks udah sharing your comments. emang benar, hidup ini seperti roda pedati yang selalu berputar. kadang ada saat kita dibawah, dan ada kalanya kita berada diatas.
tapi, memang seringkali kita lupa ketika kita menangis bahwa akan ada hari esok dimana kita Insya Allah akan tertawa. Dan ketika kita tertawa, seharusnya kita ingat bahwa siapa tahu besok kita akan menangis.
cuma sayangnya perputaran roda itu seringkali nggak terasa. jadi ketika kita sedang dalam kesusahan, rasanya waktu berjalan lamaaa sekali.
btw, your blog looks like doesn't exist yet. :)
It's live..so kita harus menghadapinya,rasakan,selesaikan dan menerima semua. Itu semua dijalankan dengan ibadah maka Insya Allah akan sedikit keluhan yang kita rasakan..:)
Cheers
Fera L (priend zaman muda)
Post a Comment