Aug 9, 2005

Monologue di Malam-malam Yang Lain...


Monologue Di Malam Yang Lain (2005)



Kita memang selalu bercakap-cakap dalam keheningan, di rentang malam yang menua, di tingkah semilir angin yang mendirinkan bulu roma, karena dalam keheningan segala bisikan dapat terdengar, serona bayang jelas terlihat, memeta rupa.

Seperti deretan bintang-bintang yang setia menemani ketika malam meninggi, seperti itu pula jengkal demi jengkal rupamu menari-nari di tiap bidang dan sudut yang kutelanjangi. Membuatku sia-sia dalam  kepicingan mata yang lelah menghindari sosok dan rupamu yang jelas terlukis di retina penglihatanku.

Dan kau, entah kusengaja dan kuharap atau setengah mati kuhindari, selalu saja memulai percakapan kita ditengah kebisuan yang melingkupi. Sepertinya kau berbisik padaku. Bertanya-tanya adakah aku tengah mengingatmu.

Hmm, adakah?

Dan aku.. Aku tak mampu lagi berdiri di tengah sadarku yang makin beku, di rentang antara mimpi dan terjagaku. Langit gelap dan bintang terang, tak pernah jemu menarikku menengadahkan kepala. Mencari di bintang mana mata kita selalu bercengkrama.. di rasi mana hati kita berbicara.

Oh, ya.. Aku memang masih merindumu. Kuakui itu, masih. Meski aku tak tahu lagi apakah masih pantas ada kata rindu untuk kita. Ataukah harus kita anggap sama sekali tak ada, sementara debar-debar hangat selalu saja mengusikku tiap kali namamu terlintas, sesingkat apapun.

Dan aku.. sepertinya malam tak 'kan pernah sepi dari percakapan denganmu. Monologue tentangmu.

Tak pernah...


(awal agustus 2005)

No comments: