Sep 30, 2017

Antara Takut dan Berani

Copas dari group WA tetangga...

*Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh*,

*Antara Takut dan Berani*

Islam menyeru kepada manusia agar senantiasa takut hanya kepada Allah semata, dan bukan kepada yang lainnya

Allah berfirman:

“Mengapa kamu tidak memerangi orang-orang yang merusak sumpah (janjinya), padahal mereka telah keras untuk mengusir Rasul dan mereka yang pertama kali memulai memerangi kamu Mengapa kamu takut kepada mereka, padahal Allah-lah yang berhak untuk kamu takuti, jika kamu benar-benar orang-orang beriman” …. (QS. 9:13)
Ayat tersebut menggambarkan betapa rasa takut pada Allah itu mutlak harus ada pada diri kita yang mengatakan dirinya telah beriman kepada-Nya.

Sebab kita yang paling takut kepada Allah adalah manusia yang paling tahu tentang dirinya dan Tuhannya, itulah sebabnya Rasulullah mengatakan:

“Demi Allah! Aku adalah orang yang paling tahu tentang Allah di antara kamu, dan paling takut pula kepada-Nya” … (HR. Bukhari)
Kita yg mengaku seorang mukmin seharusnya memiliki ruh keberanian untuk mengatakan yang benar adalah benar, dan mengerjakannya, demikian pula sebaliknya mengatakan kebatilan adalah batil lalu meninggalkannya, tanpa rasa takut kepada satu makhluk pun di dunia.

Tidak terbayangkan seandainya kita tidak punya rasa takut kepada Allah, betapapun lemah iman kita. Semakin tebal keimanan kita, ia akan berbanding lurus dengan makrifat kita kepada Allah, semakin besar pula rasa khauf yang ada pada diri kita kepada Allah.

Rasulullah menggambarkan ganjaran yang dijanjikan Allah kepada hamba-Nya yang senantiasa menangis karena takut kepada-Nya.

“Seorang hamba yang menangis berderai air mata lantaran takut kepada Allah ta’ala, tidaklah akan masuk neraka sehingga air susu bisa kembali ke sumbernya” (HR. Turmudzi)

Disisa umur yg dianugerahkan-Nya untuk kita mari kita belajar menjadikan rasa takut dan menggantungkan harapan kita hanya kepada Allah.

Dengan rasa takut kepada Allah, mari kita melankahkan kehidupan dan menahan organ tubuh kita dari segala kemaksiatan, jangan kita terpedaya menggantungkan harapan kepada makhluk, jadikanlah Allah semata tempat kita berharap dan jangan lelah memohon ampunan dan ridho-Nya.

Insya Allah kita masih memiliki kesempatan menjadi hambanya yang akan selalu menggantungkan dan menyerahkan diri kita kepada Allah.
.
.
Barakallah Fikum.

No comments: