Jun 15, 2004

A Long Telephone Conversation

Posted by Some one on 15-06-2004 12:32 PM:



Dear You,

Kau tahu, di hatiku selalu ada pertanyaan-pertanyaan itu? Akan kita bawa kemana semua ini? Dimana kita akan bermuara? Apa ending yang paling niscaya untuk kita? Selalu saja berkecamuk pertanyaan-pertanyaan itu di pikiranku.

Aku tahu apa yang kita lakukan ini salah. Tapi kesadaran tentang hubungan kita ini selalu saja kalah. Kalah oleh rindu yang selalu datang menderaku. Aku menyerah. Perasaanku yang menginginkanmu selalu saja mengalahkan kesadaran untuk meninggalkan semua ini.

Aku harus bagaimana? Aku tak mengerti...

Setiap kali kuputuskan untuk melepaskan semua perasaan yang masih melekati kisi-kisi perasaanku, kau kembali hadir menyadarkanku bahwa itu akan menempatkanmu dalam kepedihan. Dan yang kau aku rasakan saat ini ketika kita biarkan meluap, menggelegak, menyeruak... semuanya adalah kebahagiaan bagi kita, bagi kau.. aku, ketika kita sesaat melupakan semua sekitar kita.

Semalam kita berbicara tentang mimpi. Kau mengusikku dengan mimpi yang selama ini sebenarnya selalu kukubur dalam-dalam... Aku memilikimu, kau memiliki aku. Semalam kita bercakap-cakap bahagia dan bertukar tawa. Namun hakekatnya hati kita melenguh, merintih perih, dan menagis. Aku bisa merasakan itu ditengah derai tawa candamu yang mengalir seperti angin semilir.

Kenapa kita masih memimpikannya? sedang kita sama-sama tahu kita tak pernah berani untuk mewujudkannya. Kau memiliki kehidupanmu, dan aku memiliki kehidupanku. Ada yang salah pada kita. Dan kita sama-sama tahu. Kebenaran selalu saja mengakhiri percakapan kita dengan desah panjang dan kesepian tak berkesudahan. Tapi kenapa rindu yang datang selalu saja mengalahkan semua kebenaran?

I Love You

 

(Juni 2004)
-percakapan panjang di telepon-

No comments: