May 7, 2005

Dialog Laut Biru dan Langit Biru

Suatu ketika, di tengah kesibukannya mewarnai hari, Laut Biru dan Langit Biru kembali bertemu di percakapan yang sepi.

Laut Biru tenang meriak, dan Langit Biru semarak...

Laut Biru:

(keluh)
laut biru selamanya akan menjadi laut biru
dan kau selamanya akan menjadi langitku
dan ketika laut biru memandang langit biru
selamanya dia akan menyimpan rindu kepadanya


Langit Biru:

kamu itu keindahan, sayang
kamu itu adalah ketenangan
kamu kedamaian yg aku inginkan
itulah kamu

Laut Biru:

lalu kenapa kau tak mengambilku?
ambillah, bawalah aku ke langitmu.

Langit Biru:
dan kaulah laut biruku!
justru karena kau lautan, aku tak mungkin bisa memilikimu.
kau milik bibir pantai yang setia menantimu
kau milik pulau-pulau yang selalu kau rengkuh

Laut Biru:

dan kau milik ketinggian yang hakiki
kau yang selalu mendekap matahari
kau berteman awan-awan tak mungkin hidup tanpamu

hm, barangkali tempatmu terlalu tinggi
tak ada yang bisa kutawarkan padamu
selain riak-riak kecil untuk kau arungi
yang akan mengayun dan menina-bobokanmu,
ketika kau gemuruh

turunlah, kapanpun kau mau memelukku..
kapanpun kau menginginkanku.

Langit Biru:

yang kumiliki hanya biru
tentang keinginan yang menggebu
tentang segala rasa yang serupa dengan birumu

dan aku hanya bisa memelukmu
lewat butir-butir yang bergumul menjadi awan kelabu
hanya dengan itu kita menjadi dekat

dan selamanya di cakrawala kita melekat..


dan percakapan siang itu terputus
ketika riak-riak menyenyap
matahari pergi meninggalkan gelap
langit dan laut kembali sepi terlelap

menanti esok hari kembali




(Mei 2005)

No comments: