Mar 14, 2006

Sebuah renungan pagi...

Today's on It's Me...


Siapakah Allah Subhanahuu wa Ta’alaa???
(sebuah renungan sepanjang perjalanan rumah ke kantor)

14 Maret 2006:

Pagi itu seperti biasa aku berangkat ke kantor. Udara cerah. Langit yang bersih menebarkan
nuansa biru cerah bersaput awan putih tipis-tipis yang bertebar sepanjang mataku memandang, dari titik tepat diatas kepalaku hingga jauh ke titik hilang di cakrawala. Matahari seakan bebas menjilat segala yang ada disekitarku, dan memancarkan nikmatnya berupa sinar pagi --yang sering aku baca di majalah atau artikel kesehatan— yang baik bagi kesehatan khususnya pertumbuhan tulang manusia, belum lagi menghitung manfaatnya bagi tanaman untuk membantu proses fotosintesis.

Menikmati langit yang biru seperti itu, siapa yang tidak tergetar. Baru saja subuh tadi aku menikmati kilauan sinar bintang (yang kalau tidak salah sebagai bintang Sirius - Syi’ra) di ufuk timur, dan taburan bintang-bintang lain sebagai kesatuan rangkaian yang ada di galaksi Bima Sakti (milky way), galaksi yang kita diami. Ruang yang maha luas.

Langit seperti lukisan dinamis yang kerap berubah warna. Siang membiru dan malam menghitam kelam gelap pekat, namun keduanya menawarkan lukisan pemandangan yang luar biasa. Sungguh-sungguh luar biasa. Dan langit biru pagi ini kembali mengajakku tanpa sadar bergumam, ”My God, it’s so beautiful.”

Pikiranku melesat kepada Allah.. Rabbii ya Izzatii..

Tiba-tiba saja sepotong ayat yang sering kudengar terngiang di kepalaku...

”Huwa-Allaahu-lladzii-Laa-ilaaha-illa-huwal-malikul-qudduus-sussalaamul-mu’minul-muhaiminul-aziizul-Jabbaarul-mutakabbir...Subhaana-Allaahu-’Ammaa-Yusyriquun” (Al Hasyr Q:59:23)

Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.

”Huwa-Allaahul-khooliqul-baariul-mushowwiru-laHul-asmaaul-husnaa... yusabbihu-lahuu-maa-fis-samaawaati-Wal-ardhli-wa-huwal-’aziizul-hakiim” (Al Hasyr Q:59:24)

Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Asmaaul Husna. Bertasbih kepadaNya apa yang di langit dan bumi. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Ya... Dialah Allah... Tiada tuhan selain Allah. Al Malikkul Kudduus.. Raja Yang Maha Suci.
Dialah Allah… satu-satunya dzat yang begitu besar kekuasaannya dan the one and only.

Barulah aku menyadari kata-kata… tiada satupun yang setara dengan-Nya
(Surat Al Ikhlas: 1-4)

Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa.
Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu
Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia".


Maha Mendengar dan Maha Melihat (Samii’ul Bashiir)

Masih separuh perjalanan. Dipikiranku terus berkelebat beberapa hal yang sesungguhnya telah kuketahui sehari-hari. Tentang dzat Allah yang memiliki sifat2 yakni, Samii’ul Bashiir (Maha Mendengar dan Maha Melihat).

Sungguh Allah Maha Pengasih dan Penyayang (Ar Rahman dan Ar Rahiim). Diberinya aku sebuah organ tubuh so we called ’telinga’ yg didalamnya terdiri dari berbagai macam sub-organ yg sangat rumit namun memiliki daya kerja yang ruaarrr biasa. Betapa dengan telinga ini aku bisa mendengar suara --meskipun dengan kemampuan yg tidak sehebat pendengaran SuperMan atau kelelawar— berbagai macam bunyi yang membuat dunia ini begitu ramai. Mulai sejak dering alarm yang membangunkanku dari tidur, suara adzan subuh yang memanggilku untuk bersigera ke langgar dekat rumah, suara kemersik daun dari pepohonan yang kulalui dan bahkan suara langkah-langkah kakiku yang bergegas.. hingga berbagai suara yang kini ramai di telingaku..

Lucu, bahkan suara bising lalu lintas yang biasanya memusingkan, pagi ini tiba-tiba seperti terdengar merdu di telingaku. Sungguh aku ingin menangis, ketika tiba-tiba aku sadar, untuk tujuan apa Allah menciptakan sebagian manusia memiliki kekurangan pendengaran.. atau bahkan tuli. Ternyata selama ini aku belum secara sungguh-sungguh mensyukuri nikmat yang aku terima berupa pendengaran ini.

Ya Samii’... Subhanallah.. bagimu segala puji..

Lalu kesadaranku bergulir semakin jauh.. sejauh mataku memandang langit yang tak berbatas.. sejauh jalan yang kulalui. Betapa aku tak pernah menyadari apalagi mensyukuri nikmat lain yang diberikan Allah kepadaku... berupa sepasang organ berbentuk bulat so we called ’mata’.. Betapa sempurnanya alat penglihatan ini yang mampu menangkap rambatan cahaya yang dipancarkan matahari yang memantul dari semua benda-benda yang tersentuh cahaya, lalu ditangkap oleh lensa mata dan diteruskan ke syaraf-syaraf yang ada di retinaku, hingga otakku menerjemahkannya sebagai bentuk dan warna.

Subhanallaahu wa Ta’ala... bagimu segala puji.

Betapa kini aku juga menyadari untuk apa sesungguhnya Allah menciptakan sebagian dari manusia memiliki kekurangan hingga menjadikannya sebagai orang yang tuna netra... Agar aku benar-benar mensyukuri nikmat yang aku miliki ini.. setiap waktu, setiap detik mata ini kupergunakan untuk melihat.

Lalu jika aku mampu mendengar dan melihat dengan sedemikian luar biasanya, sudah barang tentu, Allah Azza Wa Jalla yang As Samii’ dan Al Bashiir akan memiliki sifat ke-Maha Mendengar dan Maha Melihat. Tidak seperti makhluk ciptaan-Nya yang mendengar dan melihat secara harfiah dengan alat2 terbatas, tentulah Allah yang menciptakan kemampuan mendengar dan melihat untuk makhluk-Nya ini mendengar Dan melihat tidak dengan cara yang kita bisa bayangkan.

Maha Suci Allah Yang Maha Tinggi...

2 comments:

dahlia said...

waaah damainya...pagi mu
hihihihi

tapi belom nonton SMALLVILE session 4 kan ...hehehe aku dah punya duooong

Ramz said...

Dalam rangka mempererat tali silaturrahim sesama blogger.. maka dengan ini saya mengajukan permohonan.. PINJEEEEEM DUOONG SMALLVILE session 4-nyaaaaaahhh!!!

:D:D:D