Jun 6, 2005

Surat Kepada Samwan (2)

Untukmu yang bermain di benakku...


Pikiran manusia terdiri dari milyaran sel yang mampu menampung memori yang  tak terbatas.. Tak seperti bejana yang di dalamnya berisi air. Perlahan tapi pasti, bejana itu akan penuh dan ketika aliran airnya tak berhenti, air itu akan tumpah ruah karena tak lagi memiliki tempat di dalam bejana.. Maka otak manusia tak akan pernah luber, dan tumpah..

Lalu apa yang harus kulakukan ketika hari demi hari, waktu ke waktu, detik demi detik, siang dan malam, terang dan gelap, nafas yang kuhirup dan kuhembuskan, dalam diam ataupun bergerak, pikiranku selalu dipenuhi tentang kamu?

Tentangmu. Selalu tentangmu!

Kau seperti mata air yang tak pernah kering sepanjang musim, mengisi benak dan pikiranku.. dalam sadar dan terlenaku, segala rasa tentangmu menyeruak. Kau ada dalam tiap mikron tetes darah yang mengalir di tubuhku. Dan ketika aku melawan keadaan ini, ketika aku berusaha mengenyahkan kamu dari pikiranku, ketika aku menepis bayangmu dari benakku, seketika sekujur tubuhku bergetar.

Aku tak kuasa menolak kehadiranmu!

Inikah kutukan?

Atau takdir yang harus kujalani di seluruh sisa umurku?

Adakah waktu bisa menyembuhkan 'penyakitku' ini? Adakah waktu bisa membenamkan seluruh kisah tentangmu ke dasar ingatanku yang tergelap, agar kau serenta musnah. Agar aku tak mendengar lagi detak di jantungku yang menyebutkan namamu. Tak sekalipun!

Entahlah..
Kapan bilanya awan gemawan tak melukiskan wajahmu lagi di angkasa..
Kapan bilanya langit biru tak memanggilku mendongak ketika suara deru membasuh telingaku..
Kapan bilanya setiap helai bulu di kulitku tak meremang ketika angin mendesau dan seperti biasa mendesiskan namamu, di keheningan malam, ketika aku menghitung bintang-bintang dan mencumbu malam. Tertarik pusaran rindu tentangmu. Rindu yang tak sekalipun pernah kuundang!

Entahlah... Andai kau tahu, betapa aku ingin melupakanmu. Tapi bayangmu selalu memelukku.



Ciledug, 5 Juni 2005 @ mid nite
beneath d dark sky

No comments: