Dec 27, 2005

Pernah Kutuliskan Sebuah Lagu, Tentangmu...

Pernah kutuliskan sebuah lagu, tentangmu, dulu. Ketika aku kerap meracau menyebut-nyebut namamu baik dalam tidur maupun ketika aku terjaga sadar penuh. Ketika aku rajin menyambangimu lewat kesunyian malam dan lamunan panjang dengan mata terbentang nyalang. Ketika bintang-bintang merupa di pikiranku sebagai binar matamu yang selalu kucuri-curi pandang sambil sembunyi-sembunyi. Ketika setiap desah yang kuhela semerta-merta berubah menjadi sebuah nama. Namamu, namamu, namamu dan namamu. Melulu namamu.

Malam demi malam kutuangkan lirik lirik yang selalu datang seiring malam meninggi. Syair tentang puja dan cinta yang bertubi-tubi. Ber puluh ber ratus lembar kutorehkan sajak seiring hari hari yang kulewatkan tanpamu. Berlalu tanpa aku mampu menghitung bila 'kan berhenti. Dan waktu membawaku makin menjauhi saat dimana aku ingin menyanyikan lagu ini bersamamu, suatu ketika nanti. Aku tak pernah mampu menyelesaikan lagu itu menjadi sesuatu yang utuh, sebuah kesatuan syair dan lirik yang terangkai jadi satu harmoni.

Dan usia yang makin menua seakan menertawaiku yang masih setia bersimpuh menyulam selembar harapan bahwa suatu saat nanti kau datang memintaku menyanyikan lagu itu, lekat di telingamu. Dan kau menatapku --dengan sinar mata yang padanya aku selalu seperti kehilangan sukma setiap kali tatapan kita bersua-- persis seperti dalam potongan gambar-gambar serupa video klip yang rapi tersimpan di relung mimpi-mimpi. Melemparkan seulas senyum yang sedikit saja kau kembangkan maka seluruh duniaku akan tertawa, mengingat mahalnya senyum dari sepasang bibir yang lekat di wajahmu yang dingin datar dan teduh.

Mungkin suatu ketika nanti aku akan sampai pada keberanian untuk menghapuskan baitbait yang sepertinya bakal usang. Menanggalkan kenangan yang sesungguhnya tak pernah kutorehkan dalam kenyataan, selain lembar demi lembar khayalan yang dengan tekun kuciptakan. 

Suatu ketika aku harus berdiri dan menyadari bahwa lagu itu memang tak akan pernah usai kuciptakan secara utuh, dan tak akan ada nada-nada yang mampu kusertakan untuk menggubahnya agar jadi sebuah lagu.

Semua sebatas khayal dan asaku.

7 comments:

dahlia said...

semangat....!!!!!
smua penuh hikmah...

Ramz said...

iya, tetap semangat, kok! biar pun cuma bisa dikenang2 :).

Anonymous said...

Ramli,

tulisan loe sip semua. asli top.

btw, gw ada beberapa komposisi lagu, sedikit keras, keyboard dan drums based, gw tulis udah jaman sma dulu, tapi gw kagak bisa bikin lirik sama sekali. coba loe bikinin dong..:) preferably non-love related....

lemme know, dude...

Ramz said...

boleh juga to brur!

i think it gonna be a great challenge for me to start writing a song.. gimana gw bisa lihat komposisi lagunya, brur? jangan ampe ilang tuh! karya cipta sekecil apa pun adalah harta yang gak bernilai. iya gak, bro?

Anonymous said...

ramli, mon ami,

mungkin dalam waktu dekat ini gw ke singapur. di sana kan ada si rina, mungkin gw titipin ama dia, in case dia ke JKT (doi sering bol-balik)

itu gw tulis jaman kita ke badui dulu. persisnya di cikuwarna (?) rock element, tapi gw jamin ngga njlimet. feeling gw waktu itu mengenai (ini loe boleh ketawain gw..):

ketidak adilan diantara pohon besar dan pohon kecil; yg kecil ngga dapet sinar matahari, ketutupan daun2 pohon besar.

kan ngga lucu kalo gw bikin lirik kaya gitu ? loe bikin rada2 romantis jg bolehlah, cuman lagu ini di buat utk 'mengobati rasa sakit', atau 'membangkitkan semangat utk pergi ke sekolah' gitu lah kira2 gamabarannya.

gw liat tulisan loe berat and dalem, brur. gw demen banget...

ini kalo jadi, cuman buat konsumsi pribadi aja. karena gw ngga punya band, dan ngga ada waktu lagi utk memainkannya. cuman kalo di piano di rumah gw sering mainin.

Anonymous said...

Ramli,

another thing, gw pingin loe baca buku karangan Achebe Chinua. Fave gw 'falling apart'

doi orang afrika, dan buku2nya di tulis jaman 50an-60an gitu. tapi relevan sekali ama todays world.

coba loe cari2 di toko buku, otherwise, kapan gw mudik gw bawain.

ini novel, tapi wisdom afrika ternyata puitis sekali, despite tampang orang2nya yg serem2 gitu. interesting.

Ramz said...

sounds interesting :)

i hope i can find it here.. (itu juga kalo gw inget :D:D:D.. btw, emang its been quite a while gw nggak baca2 buku other than economy. for the last 3 - 4 months gw sempet beli 3 buku novel, tapi jangankan tamat.. sampe 1/3 nya pun belum sempet gw lalap! hehehe..

i think i have to start doing that.. baca2 buku sastra lagi like old days.

btw, salam to Rina kalo ketemu :)