Feb 18, 2005

Adakah Persahabatan Sejati Dengan Lawan Jenis?




Ya, adakah persahabatan sejati dengan lawan jenis? Tiba-tiba saja pertanyaan ini berkelebat dalam kepala saya...

Barangkali diantara kamu ada yang memiliki sahabat lawan jenis. Kamu dan dia sudah berteman lama. Saling cerita dan serba terbuka. Jika persahabatan kamu itu membuat kamu merasa nyaman dan makin saling membutuhkan, apakah kamu jadi merasa bersalah dan nggak enak?

Ketika kamu sudah terikat dengan orang lain, lalu tiba-tiba kamu merasa sayang sekali pada sahabat kamu, dan dia merasakan hal yang sama dengan kamu (padahal dia juga sudah terikat dengan orang lain), bagaimana sikap kamu?

Well, it happens to me..

Orang yang selama ini menjadi teman baik, sahabat, teman bercerita, tiba-tiba saja menjadi seseorang yang begitu istimewa dibandingkan sebelumnya. Sejak dulu saya memang sayang padanya. Rasa sayang sebagai seorang sahabat. Namun belakangan ini saya merasakan, rasa sayang yang saya miliki makin dalam. Bertemu selalu mendatangkan rasa kesenangan, dan perpisahan selalu membuahkan rasa rindu. Sepertinya, atau entahlah... barangkali ini hanya harapan saya saja, tapi keliatannya dia juga menunjukkan sikap itu.

Ingin rasanya mengatakan apa yang saya rasakan. Hanya karena komitmen persahabatan yang saya dan dia miliki saja yang membuat saya selalu bertahan dengan sikap berteman tanpa merusaknya dengan ungkapan sayang yang lain.

Tapi, mimpi-mimpi yang hadir belakangan ini membuat saya selalu merasakan rindu yang bertubi-tubi. Ingin mendengar suaranya setiap kali melihat telepon teronggok di meja saya. Dulu, aku dan dia tak pernah terkejut dan merasa serba salah ketika tanpa sengaja kami bersentuhan. Tapi sekarang, selalu saja ada sedetik waktu yang menggantung dan terpampang di mata kami tiap kali tanpa sengaja kami bersentuhan. 

Entahlah apakah dia bisa melihat pias di wajah saya ketika hal itu terjadi.

Hm,

Jika jujur mengatakan perasaan saya kepadanya bisa merusak persahabatan ini, haruskah saya diam dan membiarkan persahabatan menjadi kaku karena ketika kita bersama rasanya selalu saja membuat kami jadi serba salah tingkah.

Atau, haruskah kukatakan... "aku sayang kamu"?

Apakah kamu pernah merasakan hal seperti ini?

No comments: