Apr 11, 2006

Maaf kalo ada yang tersinggung.. Isi kepala manusia emang gak seragam

Today's on It's Me...


Dear Blogger...

Kita seringkali melihat kekerasan dari kaca mata lahir saja. Sesuatu yang dilakukan oleh FPI seringkali kita sebut sebagai kekerasan, karena terlihat secara fisik. Sementara kita lupa atau mungkin menutup mata melihat 'kekerasan' yang dilakukan secara halus atau dibungkus kode Etik hukum dan lain sebagainya, yang sebenarnya justru memiliki esensi kekerasan yang sangat berdampak baik jangka pendek maupun jangka panjang, yang seringkali dilakukan oleh orang-orang yang justru mengerti hukum dan tahu apa itu 'anarkisme'..

Karena dalih kebebasan berekspresi atau kebebasan hukum, pihak berwenang dengan mudah begitu saja mengijinkan Playboy terbit dan melakukan 'kekerasan' atau 'kerusakan' terhadap moral. Kekerasan dibiarkan terjadi meski begitu banyak orang sadar yang menjerit ketakutan akan dampak yang ditimbulkan oleh budaya seronok dan vulgar terhadap perkembangan jiwa anak2 atau remaja yang bisa memperoleh akses mudah terhadap hal-hal seperti itu.

Karena kekayaan orang memang seringkali menghalalkan segala cara. Sehingga ketika melihat potensi pasar yang sudah pasti bakal memberikan keuntungan yang bertumpuk, orang seringkali mengabaikan 'aspek merusak' lain yang sesungguhnya lebih dahsyat dari pada kekerasan fisik yang berlangsung sesaat spt apa yang dilakukan oleh FPI.

Kita lupa atau menutup mata melihat 'kekerasan' yang dilakukan oleh bandar2 narkoba yang mengedarkan narkotika dan obat2 psikotropika lainnya yang banyak beredar di kafe2 atau tempat sejenis itu, namun terbelalak lebar ketika FPI atau orang2 yang sadar akan dampak narkoba tersebut melakukan syok terapi dengan masuk ke tempat2 peredaran narkoba, dan melihat itu sebagai kekerasan. Suatu kekerasan yang sebenarnya timbul karena hukum yang lemah atau dilemahkan.

Begitu juga kita melihat hal itu sebagai suatu kekerasan ketika FPI atau orang2 sadar spt mereka berusaha mensweeping peredaran Playboy dan majalah sejenisnya, karena secara fisik itu terlihat sebagai suatu tindak kekerasan, hingga lupa menengok seseorang yang sesungguhnya bertanggung jawab atas tindakan kekerasan terhadap moral tersebut, yakni Editor/Pimpinan Majalah Playboy (dan sejenisnya) yang asik menghitung keuntungan dan kekayaan yang bakal dikeruknya, waktu demi waktu, tanpa peduli kebobrokan moral yang makin terjadi juga dari waktu ke waktu.

Sebenarnya kita melihat dengan apa?

No comments: