Apr 11, 2006

Pelacur dan Model Telanjang...

Today's on It's Me...




Dear Blogger...

Apa yang membedakan perempuan pelacur jalanan dengan perempuan model majalah porno? Mungkin tiap kita akan menjawab berbeda-beda sesuai dengan sisi pandang si penjawab. Oleh karenanya sah-sah saja jika saya ingin menjawab menurut pandangan saya sendiri.. So, menurut saya jawabannya adalah kelasnya..

IMHO, pelacur jalanan adalah perempuan yang menjajakan tubuhnya dan menawarkan sesuatu yang banyak orang sebut sebagai 'kenikmatan' (yang berhubungan dengan masalah seks, tentunya...) dengan bayaran yang relatif murah (karena sifatnya yang 'single user') sehingga pelacur kerap disebut sebagai 'wanita murahan'.

Sedangkan, perempuan model yang khusus berpose untuk majalah2 porno (i.e. Playboy, Cosmopolitan, FHM, MO dsj) adalah mereka yang menjajakan tubuhnya untuk 'dinikmati' oleh mata kamera dan juga mata si photographer dan ribuan atau jutaan 'penikmat tubuhnya' yang menikmati lewat media majalah atau internet (ketika photonya terpampang di internet), dan untuk itu mereka mendapatkan bayaran yang relatif mahal atau tinggi sehingga mereka kerap disebut sebagai 'wanita kelas atas'.

Perempuan pelacur seringkali kita sebut dengan sebutan yang sangat murah dan 'rendah' dengan mencantumkan kosakata 'pekerja seks komersial' sementara mereka yang mempertontonkan ketelanjangan atau ke-setengahtelanjangannya (atau seperempat, seperenam, seperdelapan, atau sepersekian telanjang) secara vulgar di ruang publik, mereka yang melenggak-lenggok memperlihatkan sesuatu yang sering orang bilang sebagai 'seni' berpose baik telanjang atau setengah telanjang itu tadi (dan seterusnya dan seterusnya), seringkali kita cantumkan kosakata yang begitu berharga yakni 'pekerja seni' atau dalam bahasa sehari2.. Model, entah itu model berbakat, model cantik dan sejenisnya, yang membuatnya makin menjadi... 'wanita mahal' atau wanita kelas atas.

Perempuan pelacur selamanya adalah tetap pelacur dan model 'panas' tadi (terlepas dari rumor tentang bisa tidaknya mereka dipakai.. atau sering disebut 'bispak') tetaplah disebut model, baik model 'thok maupun model plus-plus.

Seringkali kita membedakan perlakuan atau setidaknya cara pandang kita terhadap mereka. Betapa sering kita melihat, mendengar dan membaca pandangan miring tentang 'wanita murahan' atau perlakuan kurang manusiawi terhadap mereka. Pandangan sinis dan mencibir thd kehidupan mereka yang seringkali tanpa sungkan kita tunjukkan dalam bentuk sikap jijik. Wanita murahan itu sedemikian murahnya sehingga kadang kita merasa untuk mengingat mereka dengan menyebutkan nama mereka pun tidak pantas atau setidaknya.. tidak perlu. Karena mereka adalah wanita murahan, bukan individu yang memiliki nama.

Tapi tidak demikian halnya dengan mereka para model. 'Wanita-wanita kelas atas nan cantik' ini sadar atau tidak, begitu mendapatkan pengakuan dan diagung-agungkan, sehingga kadang kita merasa untuk menampilkannya dalam berita miring -- ketika mereka terlibat kasus pun -- adalah tidak pantas. Begitu tingginya penghargaan terhadap mereka sehingga mereka harus 'dihargai' dengan nilai rupiah yang kadang sangat mahal. Dan betapa mahalnya nilai padanan mereka untuk seseorang yang ingin atau berharap bisa 'memakai' wanita-wanita model ini.

Tapi pernahkah kita melihat satu kesamaan dari perempuan pelacur dan perempuan model tersebut??? Ya... Ada!! Yakni, bahwa mereka adalah wanita-wanita yang 'bisa' dibeli. Wanita-wanita --terlepas dari murah atau mahal-- yang demi senilai Rupiah (hmm, atau mungkin sebagian dibayar dengan dollar) tersebut mau menggadaikan nilainya sebagai wanita yang terhormat dengan cara menuruti perintah atau permintaan atau apapun namanya (tuntutan skenario dan lain-lain) mereka yang telah (atau akan) 'membayar' mereka.

Pelacur mungkin lebih jujur dalam mengakui dirinya yang terpaksa melacur demi memenuhi tuntutan hidup yakni.. butuh makan, meski tidak sedikit dari mereka yang melacur demi memenuhi kebutuhan 'bergaya hidup' hedonis.. bahwa jaman makin memanjakan budaya narsis. Tapi toh, mereka tetaplah orang-orang yang jujur menelanjangi dirinya dan menceburkan diri dalam kehidupan yang dengan rela mereka akui sebagai dunia 'pelacuran'..

Lalu bagaimana dengan para model telanjang ini? Maaf, mereka memang bukan pelacur, guys.. Mereka adalah manusia2 yang mengaku 'bermartabat' kendati ketelanjangan tubuhnya telah berulang kali menggauli fantasi para laki2 yang haus kepuasan seks dan cukup untuk menggapai orgasmenya meski hanya dengan melucuti tiap inci gambar tubuhnya. Mereka yang meski sadar bahwa potret telanjang tubuhnya adalah obyek pemuas nafsu laki-laki, namun berdalih bahwa kesemuanya itu adalah tuntutan skenario, atau tuntutan keadaan, atau menyesuaikan kondisi... atau bentuk pengejawantahan atau ekspresi jiwa seni mereka yang memang tak mengenal batas (kalau tidak bisa dikatakan liar) atau.. atau.. ah, masih banyak dalih yang bisa mereka kemukakan tanpa perlu melihat kebenarannya.

Jadi jangan samakan mereka para perempuan lacur itu dengan para wanita model panas tersebut. Jangan pernah menyebut Andara Early, Olga Lydia, dan nama-nama lain yang ketelanjangan atau ke-setengahtelanjangannya bisa kita lihat dengan mudahnya hanya dengan meng'klik' sebuah tombol (begitu murahnya). Mereka bukanlah pelacur atau seseorang yang kehilangan martabat yang meski telah dengan gamblangnya memperlihatkan inci demi inci tubuh yang seharusnya (sesuai fitrah) hanya boleh diperlihatkan bagi orang berhak, karena itu adalah sebuah tuntutan profesi. Profesi yang menuntut mereka untuk telanjang, tanpa harus merasa sebagai pelacur.

Kesamaan mereka hanya satu... kita bisa menelanjangi (atau bahkan.. maaf.. meniduri) mereka dengan nilai tertentu, tak peduli berapapun harga yang mereka tetapkan untuk kita melihatnya telanjang dan (maaf).. telentang.


***

18 comments:

TaTa said...

klo anak kecil telanjang masuk mana yah mas ramz hehehe

dahlia said...

eiiiiiiitsss tunggu,....
gw jadi selama ini beli majalah TELANJANG dooong..

asiiiiik hihihihihihihi untung FPI ngak tau, di rumah gw banyak majalah COSMO

kekekekekekek serbuuuuuuu rumah dahlia !!!!

uut, said...

hmm so,"pelacur" ama "model telanjang" berarti emang sama profesi nih :P as a "whore" he he he.

Ramz said...

bedanya yang satu jujur ngaku dan ga munafik kayak alasan yang sering dikemukakan oleh yang satunya lagi dengan dalih "itu 'kan seni"..

however, it's only a plain simple of a simple guy.. :)

Ramz said...

@ Tata:

Masukin kamar mandi n panggil mamanya suruh mandiin segera.. :D:D:D

Ramz said...

@ Dahlia:

Jangan lupa.. 'kan ada levelnya:

- Telanjang
- Setengah Telanjang
- Seperempat Telanjang
- Seperenam Telanjang
- lanjut...

^_^

Ramz said...

To: Tata n MissUnPerfect..

Kenapa ya?? Gw kok gak pernah bisa posting comment? Ada yg tahu sebab dan musababnyah? (hihihi.. bhs indo mujadul)

uut, said...

duh,blog kamu banyak bgt eref:P,perasaan tadi gw ningalin comment diblog yg lain deh :P

hmm,mungkin keblock dikamu..cuman "unblock dulu deh pas buka blog saya..krn "halo scan " suka gitu sih...he he he,cobain yee :P and met weekend.

Anonymous said...

Membaca blog diatas, maka dapat disimpulkan, Pegawai Kantoran, Pengemis dan perampok juga sama yah ?..kan sama-sama mencari nafkah......tolol..

Ramz said...

@ noname person:

maksud kamu sama dengan pelacur? ya beda, dong.. pegawai kantoran menerima imbalan secara terhormat krn dia jelas menjual tenaga dan pikirannya, pengemis.. meski sama hinanya (krn mereka meminta), juga tidak melacurkan dirinya, perampok meski juga nista, tidak menjual tubuhnya.. ya ga bisa disamain dengan pelacur, dong ah..

gak nalar banget sih kamu..

Anonymous said...

menjual pikiran dan menjual badan apa bedanya...? kalau gak suka ya gak usah beli..simple...(tanpa nalar)

Ramz said...

nggak ada bedanya, ya? ya sudah. itu 'kan menurut anda.

memang, saya nggak beli krn saya nggak suka. tapi menulis soal diatas, saya suka krn saya peduli. kalo ada yang keberatan.. ya jangan baca. simple aja 'kan?! :)

Anonymous said...

ah... saya baca ini karena di buka untuk publik..dan menanggapi apa yang anda tulis (untuk publik juga tentunya)...anda juga tidak perlu membaca jika tidak suka koq..he..he..he...dan andaikan blog ini tidak dibuka untuk publik ya tidak saya tanggapi (baca : artinya saya tidak suka mencampuri urusan orang..hmmm nangkep gak yah..?)

Ramz said...

seperti halnya pelacur dan model telanjang itu yg gak pernah peduli apakah yg mereka lakukan itu benar atau salah..

seperti halnya pendapat anda yg jg tdk peduli dan seenaknya menyamakan para pekerja halal sbg sama dengan pengemis dan perampok dan juga sama dgn 'mereka'.. (quote: Membaca blog diatas, maka dapat disimpulkan, Pegawai Kantoran, Pengemis dan perampok juga sama yah ?..kan sama-sama mencari nafkah......)

maka sejak awal pun saya tidak peduli apakah postingan atau blog saya dibaca org dan lantas dikomentari org.., tidak peduli apakah mrk setuju dgn pendapat saya atau berseberangan.. dgn kata lain saya tdk peduli apakah blog ini untuk publik atau tidak.

apa yang saya rasakan, apa yang saya pikirkan, maka saya tuangkan disini.. itu saja peduli saya.

saya merespon anda, hmmm.. mungkin hanya sebatas kepedulian thd org yang sudah bersedia meluangkan waktu untuk melihat, membaca, merasa keberatan, mengomentari.. dan mengatai orang tolol tanpa dia mau menyadari siapa sebenarnya yang tolol.. mungkin itu juga yg membuat saya sedikit merasa perlu untuk peduli. soal saya benar atau salah, saya tidak pernah peduli.

hehehehehe... (tanpa emosi sama sekali)

Ramz said...

barangkali satu hal yang saya harus peduli juga adalah..

"maafkan saya jika tulisan saya itu ternyata membuat anda tersinggung... what ever your reason might be"

Anonymous said...

terima kasih....."end of quote"

amituofo said...

Tiap manusia punya pikirannya masing2, namun alangkah sangat tidak adil sekali rasanya jika kita menyamakan model dengan pelacur hanya karena mereka memakai pakaian yang sedikit terbuka atau seperti tank top atau lengan buntung. kecuali jika orang itu tidak memakai pakaian apa2 baru mungkin kita bilang mereka tidak ada harga dirinya.
seperti hal nya orang2 yang punya 4 musim dan mengalami musim panas di atas 30 derajat itu rata2 sudah terbiasa memakai pakaian setengah terbuka atau memang sesimpel mungkin karena hawa panas yang sangat menyengat.


Pikiran adalah sumber segalanya. kita lahir dan hidup dari pikiran kita sendiri.
belajarlah tuk menerima perbedaan dan berpikiran terbuka. hargailah profesi setiap orang, tiap profesi ada kesulitannya masing2. walau memang byk yg menyalah gunakan profesi itu, tapi pelacur tidak bisa disamakan dengan profesi seperti model, menjadi pelacur adalah sebuah pilihan untuk mencari uang lebih dengan cara tidak halal, andai mreka mau bekerja lebih halal, namun ada juga yang memang jadi pelacur karena keterpaksaan karena dia sudah ga punya kemampuan lain lagi atau malas untuk mencari sehingga begitu mudahnya saja mengambil jalan pintas.
pelacur jelas tidak punya harga diri karena dia menjual tubuhnya, namun model itu sama skali belum tentu seperti yg anda katakan karena menjadi model sejati itu sebenarnya butuh banyak syarat selain wajah yg cantik atau tubuh yang ideal tapi juga otak yg smart, banyak model yang masih punya harga diri tinggi dan selama mereka tidak naked alias tidak telanjang total maka itu sangat perlu dihargai.

Sekian kiranya bisa berguna kata2 dari saya tanpa maksud menyinggung anda karena disini kita berbagi.
God bless.

Ramz said...

ah, maaf bngt baru sadar ternyata msh ada komen yg blm smpt saya moderatori. maaf jg krn hrs spt ini utk menghindari spam2 yg ga perlu.

@ amituofo: Thanks in advance atas komennya. Barangkali saya memang kurang memberi batasan yg jelas tentang 'ketelanjangan' ini, sehingga menimbulkan perdebatan atau mungkin ketersinggungan pihak2 yg selama ini berprofesi sbg model 'baik2'.

mungkin kalo kita cermati lagi, ketelanjangan yg saya maksud disini adalah mrk model2 yg bersedia diphoto telanjang (benar2 terlihat seutuhnya) atau setengah telanjang (hanya bagian vital tertentu spt buah ada yg terpampang bebas). thd mrk yg msh berpakaian spt tank top dan sejenisnya, apa lagi mrk yg melakukan itu krn memang 'menyesuaikan' (dan tidak utk komersial), tentunya tdk bisa masuk kategori perumpamaan saya.

Barangkali Anda jg tdk membaca pikiran saya secara utuh. Pikiran tsb justru saya tuangkan sbg mewakili apa yg berkembang di masyarakat saat ini, bahwa masyarakat kita memandang berbeda soal pelacur dan model telanjang.

Dan paragraf pertama dan terakhir saya jg jelas menggambarkan apa yg saya pikirkan. bahwa saya membedakan mereka. bahwa ada kesamaan bagi mereka yakni 'kita bisa menelanjangi dgn nilai tertentu', apakah itu bukan sesuatu keniscayaan??? tanyakan pada diri kita sendiri.

mungkin jg interpretasi yg kurang jelas ditangkap. pemikiran ini justru saya tuangkan krn rasa keberpihakan saya kpd para pelacur yg dipandang begitu rendah oleh masyarakat (baca: kita), sedangkan model majalah porno (pls note, saya bilang model majalah porno, bukan semua model, lho!), begitu diagung2kan dan mendapatkan kasta yang begitu tinggi dibanding para pelacur.

Pls, read it again and again.

However, thanks a lot. Anda begitu simpatik.