Sep 7, 2008

September Rain

Sep 07 2008, 7:27am

Hujan mulai rajin mengguyur bumi Bean Heas sejak awal September ini.
Seperti juga semalam. Hujan turun begitu deras. Hampir sepanjang malam nggak berhenti. Air seperti bener2 tercurah dari langit. Kecil juga hati ini melihat awan hujan yang begitu tebal, berat, padat bergumpal seperti dicairkan semua dan jatuh deras ke bumi.

Saya tidak bisa bayangkan akan seperti apa jadinya access jalan dari Bean Heas ke Wahau (dan sebaliknya) tiap kali hujan turun nggak henti-henti seperti malam tadi. Pasti bakal merepotkan orang2 yang lalu lalang disana, nantinya. Pasti akan banyak genangan air sepanjang hampir 100-200 meter panjangnya dengan kedalaman hampir setinggi roda motor, antara desa Diak Lay dan Dia Beq. Dan jika itu yang terjadi, sudah pasti akan terjadi jalur off road yang membuat jalan seperti dilapisi lumpur merah yang seperti bubur bayi yang kental. Sengsaranya luar biasa melewati jalan seperti itu, terlebih dengan motor. Karena saya pernah mengalaminya.

Tapi, herannya... pagi ini semuanya di sekitar base camp TOP terlihat seperti biasa. Seperti nggak ada sisa-sisa hujan yang meluruk bertubi-tubi semalam. Mengherankan karena tanah di sekitar desa Bean Heas ini seperti menyerap dan menelan semua genangan hujan. Kering tanpa sisa. Barangkali karena sejak pagi tadi matahari bersinar cerah dan hampir tak ada lagi awan tersisa.

Semua seperti telah habis tercurah semalam. Dan langit pagi ini begitu bersih. Biasanya, kalau langit clean begini, siang nanti pasti bakal panas terik lagi seperti biasa.

Di daerah sini hujan dan panas memang seringkali terjadi silih berganti, dengan intensitas yang hampir sama kadarnya. Begitu seimbang. Tak bosan-bosannya saya mengagumi kejadian demi kejadian yang saya alami beberapa hari belakangan ini, selama tinggal di bumi Muara Wahau, atau tepatnya di desa Bean Heas ini. What a beautiful nature. Selalu ada keseimbangan. Suatu keseimbangan alam dan harmoni yang berjalan begitu indah.

Tapi, hujan semalam tak pelak juga membuat saya hampir senewen. Kesal juga setiap kali hujan deras terjadi, signal handphone lantas drop, no network connection at all. Semua provider! Rasanya saya jadi benar2 terisolir, karena nggak bisa komunikasi dengan dunia luar. Nggak ada koneksi telpon selular, apalagi koneksi internet.

Yeahh, mau gimanalagi. Saya memang harus banyak sabar di lokasi yang jauh seperti ini. Pola pikir dan pace bekerja disini memang tidak sama dengan ketika saya di kota.. Saya lupa saya sedang ada di Muara Wahau.. hahaha

No comments: